<p>PII Indonesia mencatat kewajiban neto US$280,8 miliar atau setara 25,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB).<br />
Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang tercatat sebesar US$256,6 miliar atau 22,8% dari PDB. / Bank Indonesia</p>
Industri

BI Turunkan Suku Bunga Acuan Menjadi 4,25%, Ini Tanggapan Perbankan

  • JAKARTA – Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan atau BI 7-Days Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 25 basis poin dari 4,5% menjadi 4,25% pada Kamis, 18 Juni 2020. Keputusan tersebut diikuti dengan penurunan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing sebesar 25 basis poin menjadi 3,5% dan 5,0%. Gubernur BI […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan atau BI 7-Days Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 25 basis poin dari 4,5% menjadi 4,25% pada Kamis, 18 Juni 2020.

Keputusan tersebut diikuti dengan penurunan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing sebesar 25 basis poin menjadi 3,5% dan 5,0%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, penurunan BI Rate tersebut dilakukan dalam rangka mempertimbangkan kondisi ekonomi gobal dan nasional.

“Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global,” ujarnya dalam konferensi virtual di Jakarta, Kamis, 18 Juni 2020.

Kebijakan BI tersebut mendapatkan sejumlah tanggapan dari perbankan. Menurut Direktur Utama Bank Ina Perdana Tbk. Daniel Budirahaju, dampak penurunan suku bunga BI sebesar 25 basis poin tidak berpengaruh besar terhadap cost of fund perusahannya. Meskipun demikian, ia mengapresiasi keputusan BI tersebut.

“Dampak penurunan suku bunga menjadi 4,25% tidak berpengaruh besar terhadap cost of fund kami. Namun, kami tetap menyambut baik penurunan suku bunga acuan tersebut,” ujarnya kepada TrenAsia.com, Jumat, 19 Juni 2020.

Daniel juga menjelaskan, suku bunga kredit Bank INA sudah mengalami penurunan, meskipun tidak cross the board. Menurutnya, hal ini harus disesuaikan dengan kemampuan cashflow debitur yang terdampak pandemi COVID-19.

Pada kesempatan terpisah, kebijakan penurunan suku bunga acuan BI tersebut juga direspons baik oleh Bank Mandiri.

Meskipun tidak menyebutkan angkanya, Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengaku, perusahaannya akan menurunkan suku bunga deposito dan kredit sebagai respons atas penurunan suku bunga acuan BI.

“Bank Mandiri akan menurunkan suku bunga deposito dan kredit sebagai respons atas kebijakan BI tersebut,” ujarnya kepada TrenAsia.com.

Menurutnya, penurunan tersebut sejalan dengan ekspektasi adanya penurunan inflasi dan suku bunga acuan ke depan. Selain itu, lanjut Rully, kondisi likuiditas yang solid juga mendukung penurunan suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit bank.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), suku bunga dasar kredit Bank Mandiri per akhir April 2020, meliputi segmen korporasi (9,95%), ritel (9,9%), mikro (17,5%), KPR (10,2%), dan non KPR (11,95%).

Sementara itu, Rully menyebut cost of fund Bank Mandiri per Maret 2020 berada di level 2,83%, membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 2,86%.

Sampai dengan 29 Mei 2020, Rully juga menyebutkan Bank Mandiri telah melakukan restrukturisasi kredit kepada lebih dari 323 ribu debitur senilai Rp60,8 triliun atau 6% dari total kredit Bank Mandiri. Dalam jumlah tersebut, 72% di antaranya berasal dari segmen small medium enterprises (SME) dan mikro dengan nilai Rp25,6 triliun.