BI Waspadai Risiko Tekanan Inflasi dari Harga Pangan
- Bank Indonesia (BI) terus mewaspadai risiko tekanan inflasi ke depannya. Khususnya terkait perkembangan harga komoditas global dan pangan.
Nasional
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus mewaspadai risiko tekanan inflasi ke depannya. Khususnya terkait perkembangan harga komoditas global dan pangan.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, BI juga melihat dampak harga komoditas tersebut terhadap ekpektasi inflasi. Serta, menempuh kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk memastikan terkendalinya inflasi.
"BI juga terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID)," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin, 4 Juli 2022.
- 7 Tips Jualan Laris Saat Festival Belanja di e-Commerce
- 5 Jenis Aset Kripto yang Paling Diminati Investor Indonesia
- Jadi Kripto Favorit Investor Indonesia, Alasan Stablecoin Pilihan Tepat saat Bear Market
Hal ini dikarenakan Indeks Harga Konsumen pada Juni 2022 mengalami inflasi hingga 0,61% (mtm). Di mana, peningkatan terbesar berada pada kelompok volatil food di tengah penurunan inflasi inti dan administered price.
Inflasi volatile foods di Juni disebabkan oleh kenaikan harga aneka cabai, bawang merah, dan telur ayam ras. Komoditas tersebut naik akibat kondisi cuaca dengan curah hujan tinggi di sejumlah sentra produksi yang mengganggu produksi dan peningkatan harga pakan.
Kenaikan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi pada minyak goreng seiring dengan kebijakan Pemerintah dalam mengendalikan minyak goreng serta deflasi daging sapi.
Sedangkan, inflasi inti pada Juni 2022 sebesar 0,19% (mtm) menurun dibandingkan dengan inflasi Mei 2022 yang sebesar 0,23%. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas perhiasan seiring melesunya harga emas global.
"Inflasi inti tetap terjaga di tengah permintaan domestik yang meningkat dan konsistensi kebijakan BI dalam menjaga ekspektasi inflasi," ujarnya.