Biang Kerok Laba Summarecon Agung Anjlok 65,1 Persen Tersisa Rp179,83 Miliar
Perusahaan properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan penurunan laba bersih atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 65,18% menjadi Rp179,83 miliar di 2020 dari sebelumnya Rp514,98 miliar.
Korporasi
JAKARTA – Perusahaan properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan penurunan laba bersih atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 65,18% menjadi Rp179,83 miliar di 2020 dari sebelumnya Rp514,98 miliar.
Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 7 April 2021, terjadi pembengkakan biaya keuangan sebesar 29,77% menjadi Rp1,03 triliun. Di tahun sebelumnya, biaya keuangan hanya mencapai Rp795,24 miliar.
Dalam catatan atas laporan keuangan, pembengkakan biaya keuangan ini besar disebabkan oleh SMRA yang harus membayar bunga dari pendapatan kontrak sebesar Rp277,45 miliar sepanjang 2020. Di tahun sebelumnya, tidak ada pos biaya ini.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Secara umum, pendapatan SMRA turun 15,34% menjadi Rp5,02 triliun pada 2020. Pada periode sebelumnya, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp5,94 triliun.
Di sisi arus kas, SMRA menggunakan kas bersih untuk aktivitas operasi sebesar Rp22,93 miliar. Padahal, perusahaan berhasil mendapatkan kas bersih sebesar Rp504,74 miliar dari aktivitas operasi di tahun sebelumnya.
Pada sisi lain, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan meroket 127,84% menjadi Rp494,42 miliar dari sebelumnya Rp217 miliar. Adapun, kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi turun 17,5% menjadi Rp479,43 miliar dari sebelumnya Rp581,17 miliar.
Liabilitas perusahaan turun tipis 5,64% menjadi Rp15,84 triliun dari sebelumnya Rp14,99 triliun. Liabilitas jangka panjang membengkak 25,2% menjadi Rp7,48 triliun dari sebelumnya Rp5,97 triliun. Liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp8,36 triliun dari sebelumnya Rp9,02 triliun.
Ekuitas SMRA pun turun tipis 3,87% menjadi Rp9,09 triliun. Di tahun sebelumnya, ekuitas SMRA tercatat sebesar Rp9,45 triliun.
Alhasil, total aset perusahaan tercatat Rp24,92 triliun, naik tipis dari sebelumnya Rp24,44 triliun. Rinciannya, aset lancar sebesar Rp11,89 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp13,03 triliun. (SKO)