Biang Kerok Merosotnya Laba Merdeka Copper
- Biang keroknya ternyata ada di bunga obligasi yang naik jadi US$19,14 juta dari US$6,17 juta.
Korporasi
JAKARTA – Kabar tak mengenakan datang dari PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Laba bersih yang berhasil dikumpulkan pada kuartal I-2023 terjun bebas dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dilaporkan dalam laporan keuangan, laba bersih MDKA amblas 95% secara tahunan (yoy) menjadi US$2,75 miliar dari posisi sebelumnya US$65,41 miliar.
Padahal, pendapatan usaha Merdeka Copper meningkat jadi US$214,21 miliar dari perolehan pada kuartal I-2022 senilai US$123,08 miliar. Di sisi lain, emiten tambang emas ini juga berhasil menekan sejumlah pos pengeluaran.
Misalnya saja, beban umum dan administrasi sukses diturunkan dari US$16,10 juta menjadi US$13,54 juta. Bahkan, beban pajak penghasilan turun dari US$21,53 juta menjadi US$2,57 juta.
- Hari Susu Sedunia 2023: Indonesia Masih Ketergantungan Susu Impor
- Media Asing Sebut Ekspor Pasir Laut Untungkan Singapura
- Rekor Ternoda, Mourinho Buang Medali Liga Europa
Kenaikan Beban
Sayangnya, di beberapa pos justru terjadi kenaikan yang rupanya berdampak pada berkurangnya keuntungan perseroan. Pertama, beban pokok pendapatan lompat dari US$77,45 juta menjadi US$182,67 juta.
Berdasarkan catatan 34 laporan keuangan kuartal I-2023, Merdeka Copper merinci bahwa kenaikan biaya pengolahan menjadi beban terbesar. Jika tahun lalu biaya pengolahan hanya menyedot US$36,86 juta, pada periode ini nilainya berkali lipat menjadi US$189,08 juta. Selain itu, biaya pertambangan juga naik dari US$15,10 juta menjadi US$25,57 juta.
Selanjutnya, beban keuangan juga meroket jadi US$22,77 juta dari sebelumnya hanya US$3,56 juta. Biang keroknya ternyata ada di bunga obligasi. Periode ini, bunga obligasi membebani neraca keuangan hingga US$19,14 juta. Padahal periode yang sama tahun lalu hanya senilai US$6,17 juta.
Juga, bunga pinjaman naik menjadi US$6,76 juta dari semula US$833.407 pada kuartal I-2022.