Biaya Energi dan Investasi PLTS Disebut Saingi PLTU Batu Bara
- Saat ini Kementerian PUPR membuka peluang besar untuk pemanfaatan permukaan waduk guna menghasilkan energi terbarukan.
Energi
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Levelized Cost Of Electricity (LCOE) atau biaya energi rata-rata Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) semakin murah dan kompetitif.
Direktur Konservasi Energi EBTKE, Hendra Iswahyudi, mengatakan potensi PLTS di Indonesia mendominasi di antara pembangkit energi baru terbarukan (EBT), yakni sebesar 3.294 gigawatt (GW). Namun, realisasinya baru 675 megawatt (MW).
"Secara biaya pembangkitan LCOE dari PLTS ini menurun sangat signifikan,"ujar Hendra, dalam Forum Tematis Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) bertema "Cirata Mendunia: Membangun Reputasi Global Kejar Target Net Zero Emission"di Bandung dilansir Jumat, 13 September 2024.
- Timah (TINS) Alokasikan Rp37 Miliar untuk Eksplorasi Sumber Daya
- 7 Kartu Kredit Mewah Untuk Orang Kaya Raya, Ada yang Terbuat dari Paladium
- Kementerian PUPR Tingkatkan Kapasitas PLTS Terapung di Permukaan Waduk
Bahkan Hendra mencatat sebelum Kementerian ESDM belum menerapkan kebijakan feed in tariff, alias kebijakan yang memberikan harga khusus untuk pembelian tenaga listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan, LCOE dari PLTS masih di US$25 sen per kilowatt per hour (kwh).
Namun sekarang salah satunya di PLTS di Cirata, disebutkan sudah di bawah US$6 hingga US$5,6 atau 5,8 sen per kwh. Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung atau Floating Solar PVCirata pada Kamis,9 November 2023. Proyek PLTS Terapung Cirata ini menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Saat ini Kementerian PUPR membuka peluang besar untuk pemanfaatan permukaan waduk guna menghasilkan energi terbarukan. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memperbesar cakupan persentase luasan danau atau waduk yang bisa dimanfaatkan, dari yang sebelumnya hanya 5% menjadi 25%.
Hendra juga menjelaskan bahwa potensi 14,7 GW dari 257 waduk tersebar di berbagai wilayah seperti Jawa-Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.Hingga bulan Juli 2024, kapasitas terpasang PLTS terapung ini telah mencapai 193,01 MW.
PT PLN Nusantara Power diakui Hendra sedang mempersiapkan pembangunan PLTS terapung di Karangkates, Malang, LCOE sudah ditekan sampai US$4,97 sen per kwh.
Namun meskipun harga semakin murah atau kompetitif kata Hendra tetap harus didorong dengan regulasi terutama di sisi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Sementara itu, Subkoordinator Penyiapan Perencanaan dan Kebijakan Ketenagalistrikan Nasional, Hasan Maksum, menambahkan biaya investasi PLTS lebih murah dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara.
Hasan memaparkan, kebutuhan investasi PLTU berteknologi super critical sekitar US$1,7 juta per megawatt (MW). Sementara biaya investasi PLTS hanya sekitar US$0,9 juta per MW.
Kemudian, LCOE PLTS juga sudah hampir menyaingi PLTU batu bara. Hasan menyebut, LCOE PLTU yang bergantung pada harga batu bara berkisar antara US$5-7 sen per kwh