Nampak sejumlah pengunjung tengah berbelanja kebutuhan pokok makanan di pasar modern kawasan BSD Tangerang Selatan, Senin 26 Juli 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Dunia

Biaya Hidup di Rusia Melonjak Akibat Invasi Terhadap Ukraina

  • Biaya hidup di Rusia mengalami peningkatan akibat invasi terhadap Ukraina yang telah berjalan hampir satu bulan menurut data terbaru.

Dunia

Fadel Surur

MOSKOW - Biaya hidup di Rusia mengalami peningkatan akibat invasi terhadap Ukraina yang telah berjalan hampir satu bulan menurut data terbaru.

Perhitungan resmi menunjukkan beberapa barang-barang keperluan rumah tangga meningkat sampai 14% pekan lalu, seperti dikutip dari BBC pada 25 Maret 2022.

Menurut Layanan Statistik Negara, harga gula meningkat sebanyak 37,1% di beberapa daerah dan rata-rata meningkat 14%.

Sementara itu, harga bawang adalah kenaikan tertinggi kedua selama pekan lalu, mencapai 13,7% dan 40,4% di beberapa daerah. Harga keperluan seperti popok juga mengalami kenaikan 4,4%, teh hitam mengalami 4%, dan tisu toilet sebanyak 3%.

Beberapa video yang beredar menunjukkan warga Rusia berebut membeli keperluan harian. 

Wakil Perdana Menteri Rusia, Viktoria Abramchenko pun meyakinkan warganya untuk tidak perlu panik membeli keperluan harian karena negaranya masih memiliki cukup.

Sementara itu, pada hari Rabu, 23 Maret 2022 Kementerian Ekonomi Rusia mengumumkan bahwa inflasi tahunan meningkat 14,5% sampai 18 Maret lalu. Angka ini adalah tingkat tertinggi yang dialami Rusia sejak akhir 2015.

“Penyebab utamanya adalah inflasi impor. Segala hal yang diimpor Rusia secara eksponensial menjadi lebih mahal karena mata uang rubel yang melemah,” kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management, pada BBC.

Nilai mata uang rubel Rusia telah mengalami penurunan sekitar 22% sejauh ini dan berdampak langsung terhadap naiknya biaya impor barang.

Data inflasi datang saat pasar saham Rusia mulai buka kembali setelah jeda selama sebulan. Sebagian besar saham naik dalam sesi perdagangan yang bergejolak.

Para analis mengatakan bahwa rencana pemerintah Rusia untuk membeli miliaran dolar saham Rusia berhasil mendukung pasar yang sempat anjlok. 

Selain itu, mayoritas bisnis milik negara-negara Barat telah menarik diri dari Rusia akibat invasi di Ukraina. Negara-negara Barat seperti Inggris, AS, dan Uni Eropa juga telah menghentikan bank Rusia dari pasar keuangan. 

Sebagai balasan, Rusia menerapkan sanksi internasional dan mengancam akan menyita aset bisnis yang berhenti beroperasi di negara itu. Rusia juga telah menerapkan sanksi terhadap Presiden AS Joe Biden dan 12 pejabat lainnya pekan lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah mengumumkan bahwa Rusia akan menjual gas alam ke negara yang “tidak bersahabat” menggunakan rubel. Langkah ini bertujuan untuk mendukung mata uang rubel.