Biaya Logistik Tinggi, Lalamove: Digitalisasi Buat Pengiriman Antarkota Jadi Efisien
- Biaya logistik yang tinggi menjadi salah satu kendala dalam hal pengiriman barang antarkota.
Industri
JAKARTA - Biaya logistik yang tinggi menjadi salah satu kendala dalam hal pengiriman barang antarkota.
Managing Director Lalamove Indonesia, Andi M Rizky mengatakan, bahwa biaya logistik di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain.
"Biaya tinggi ini disebabkan banyak faktor, salah satunya tahapan panjang dan perencanaan yang complicated dalam pengiriman barang," kata Andi dalam keterangan tertulis pada Rabu, 28 September 2022.
- Kenaikan Suku Bunga dan Perlambatan Ekonomi China Membuat Nilai Kurs Rupiah Terus Melemah
- GMV e-Commerce Indonesia Tahun 2022 Diprediksi Bisa Mencapai Rp840 Triliun
- Jalankan Prinsip 3P Jadi Cara Asuransi Jiwa Nasional Terapkan ESG
- 86 Persen Masyarakat Pernah Belanja Lewat Media Sosial, Inilah Platform yang Paling Banyak Digunakan
Ia menambahkan dengan adanya digitalisasi di bidang pengiriman bisa menjadi salah satu solusi untuk menurunkan biaya logistik pengiriman antarkota
Lebih lanjut, menurutnya adanya integrasi teknologi dengan logistik kedepannya akan mengefisiensikan biaya logistik rendah bagi pelaku usaha.
Kemudian, Andi membeberkan bahwa sebagian besar proses pengiriman antarkota menggunakan truk dilakukan secara manual.
Saat ini, ada sekitar 80% armada truk di Indonesia diperasikan operator yang belum tersentuh teknologi. Sehingga banyak kegiatan perencanaan, pemantauan dan pembayaran masih ditangani secara manual.
Sebagai informasi, setelah Lalamove sukses melakukan peluncuran pengiriman jarak jauh Jakarta-Bandung pada April lalu, perusahaan terus melakukan inovasi dengan memperluas jangkauannya ke dua kota besar di Indonesia yaitu Bandung dan Surabaya.
Langkah tersebut merupakan upaya untuk menjadi aplikasi pengiriman yang dapat diandalkan bagi para mitra bisnis dan memenuhi kebutuhan pengiriman bisnis di kota-kota tersebut.