Presiden AS Joe Biden dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva
Dunia

Biden dan Lula Deklarasikan Era Baru Hubungan AS-Brasil

  • Inisiatif era baru tersebut dimulai dengan mendorong hak-hak pekerja yang menjadi fokus utama bagi keduanya.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mendeklarasikan “era baru” hubungan kedua negara yang lebih sehat dan konstruktif. Hal itu termasuk komitmen bersama untuk memperkuat demokrasi. 

Inisiatif era baru tersebut dimulai dengan mendorong hak-hak pekerja yang menjadi fokus utama bagi keduanya. Biden dan Lula, yang berbicara sebelum pertemuan bilateral di sela-sela Sidang Umum PBB, menyoroti pentingnya pekerjaan yang layak dan upah yang baik. 

Mereka juga ingin memastikan pekerja mendapatkan manfaat dari transisi ke teknologi digital dan energi hijau yang sedang berlangsung secara luas dalam masyarakat. “Dua negara demokrasi terbesar di belahan bumi barat ini berdiri untuk hak asasi manusia di seluruh dunia, termasuk hak-hak pekerja,” kata Biden kepada Lula, dikutip dari Reuters, Jumat 21 September 2023.

“Biar saya perjelas, apakah itu serikat pekerja otomotif atau serikat pekerja lainnya, keuntungan perusahaan seharusnya berarti kontrak yang sehat untuk pekerja serikat,” kata Biden dalam acara terpisah saat meluncurkan inisiatif baru ini.

Komentarnya muncul pada hari keenam pemogokan oleh 12.700 anggota United Auto Workers terhadap Ford (F. N), General Motors (GM.N) dan induk Chrysler Stellantis (STLAM.MI), yang menuntut gaji dan tunjangan yang lebih baik.

Biden mengatakan Kemitraan AS-Brasil untuk Hak-Hak Pekerja akan dimulai sebagai inisiatif bilateral. Namun negara dan organisasi lain dipersilakan untuk bergabung. Lula mengingatkan demokrasi di seluruh dunia terancam jika tak memperkuat hak pekerja. 

Menurut dia, inisiatif baru ini akan membantu memunculkan harapan bagi keluarga pekerja sambil memperdalam hubungan antara kedua negara. “Ini lebih dari sekadar hubungan bilateral biasa. Ini adalah hubungan kepercayaan yang kita bangun di sini dan era baru bagi hubungan AS-Brasil sebagai mitra yang setara,” kata Lula.

Biden dan Lula berbagi pengalaman pribadi tentang pentingnya pekerjaan yang layak pada awal pertemuan langsung mereka yang kedua. Lula—yang mencatat pendidikannya hanya terdiri dari pelatihan kejuruan dan bahwa ia telah bekerja selama 27 tahun di pabrik.

“Tidak ada demokrasi tanpa serikat pekerja yang kuat,” kata Lula dalam acara peluncuran tersebut, menyatakan kekagumannya terhadap dukungan kuat Biden terhadap buruh yang terorganisir.

Biden mengutip laporan baru-baru ini dari Departemen Keuangan Amerika Serikat yang menunjukkan pentingnya keanggotaan serikat pekerja dan bagaimana hal itu meningkatkan hasil ekonomi.

Ketika Lula mengunjungi Biden di Gedung Putih pada bulan Februari, kedua pemimpin berfokus pada krisis iklim, dan berjanji untuk mempercepat langkah-langkah untuk melindungi Amazon, serta kebutuhan untuk memperjuangkan dan memajukan nilai-nilai demokrasi.

Biden mengatakan inisiatif baru tersebut akan berupaya mengakhiri kerja paksa dan pekerja anak, mengurangi dampak transisi ekonomi digital dan energi bersih terhadap pekerja, mempromosikan tempat kerja yang aman dan layak, dan mengakhiri diskriminasi di tempat kerja. 

Hal itu termasuk terhadap perempuan, orang LGBTQ+, dan ras. dan etnis minoritas. Inisiatif juga akan fokus pada pemanfaatan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan, untuk memberi manfaat bagi pekerja, katanya.

Lula mengaku berencana mengangkat isu-isu ini dalam forum multilateral seperti Kelompok 20 ekonomi besar, yang akan dipimpin oleh Brasil tahun depan, serta acara-acara iklim global COP 28 dan COP 30.

Inisiatif ini bertujuan melibatkan mitra sektor swasta dalam pendekatan inovatif untuk menciptakan pekerjaan yang layak dalam rantai produksi kunci, melawan diskriminasi di tempat kerja, dan mempromosikan keberagaman.

Direktur Jenderal Organisasi Perburuhan Internasional Gilbert Houngbo menyambut baik apa yang ia sebut sebagai inisiatif bersejarah ini. “Pekerjaan yang layak memberdayakan pekerja untuk mengorganisir dan bernegosiasi,” katanya kepada wartawan. “Ini menggalang keadilan sosial, yang penting jika orang ingin memiliki masa depan yang lebih cerah.”