Ilustrasi produksi minyak mentah
Nasional

Biden Siap Lepas Sejuta Barel Minyak Mentah Tiap Hari Selama Enam Bulan, Harganya Bakal Turun?

  • Penurunan harga minyak mentah dunia terjadi setelah adanya kabar yang menyebutkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sedang mempertimbangkan rencana untuk melepaskan cadangan minyak negaranya sebanyak 1 juta barel per hari selama enam bulan lamanya.
Nasional
Muhammad Farhan Syah

Muhammad Farhan Syah

Author

JAKARTA - Harga minyak mentah di pasar internasional terpantau mengalami koreksi. Di pasar berjangka WTI, harga minyak mentah pada hari Kamis, 31 Maret 2022 tercatat turun sebesar 6,11% menjadi US$101,25 pukul 10:09 WIB.

Penurunan harga minyak mentah dunia terjadi setelah adanya kabar yang menyebutkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sedang mempertimbangkan rencana untuk melepaskan cadangan minyak negaranya sebanyak 1 juta barel per hari selama enam bulan lamanya.

Hal itu langsung menimbulkan reaksi pasar yang kini mulai cenderung kondusif ditandai dengan melemahnya harga komoditas julukan emas hitam itu dibandingkan dengan pergerakan beberapa hari terakhir yang terpantau tinggi di atas US$105 per barel.

Adapun melansir dari laman trading economics, kemungkinan besar rencana mengenai kebijakan pelepasan minyak mentah sebanyak 1 juta barel per hari itu akan diumumkan Gedung Putih pada Kamis malam nanti 31 Maret 2022.

Sementara itu, kebijakan yang rencananya akan di teken AS tersebut diketahui bertujuan untuk menstabilkan harga minyak mentah dunia yang dalam beberapa waktu terakhir sejak memansnya konflik geopolitik Rusia- Ukraina terus melonjak. Dengan dilepasnya sebanyak 1 juta barel per hari, diharapkan dapat mencukupi kebutuhan minyak mentah dunia sehingga harganya kondusif.

Menanggapi rencana tersebut, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyambut positif kabar tersebut jika memang dilakukan oleh Biden.

"Kalau kabar itu benar, maka ini akan menjadi kabar baik bagi dunia Internasional, karena itu bisa menekan harga minyak dunia secara global dan potensi penurunannya pun akan sangat besar," ujar Mamit Setiawan kepada Trenasia.com Kamis, 31 Maret 2022.

Berberda dengan Mamit, Pengamat Ekonomi dan Energi asal Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menyebut bahwa kebijakan biden tersebut tidak akan memiliki dampak yang besar bagi pergerakan harga di pasar internasional.

"Selama perang Rusia vs Ukrania sebagai dua negara penghasil minyak dalam jumlah besar belum berakhir, upaya biden melepas 1 juta barrel tidak akan efektif mengendalikan harga minyak dunia," terang Fahmy kepada trenasia.com.

Fahmy juga menyebut bahwa harga minyak mentah masih cenderung fluktuatif  dalam beberapa waktu kedepan sebagai dampak dari peperangan antara Rusia dan Ukraiana.

"Kalau saat ini turun 6%, pekan depan mungkin akan naik lagi," terang Fahmy.

Adapun meningginya harga minyak dunia dalam beberapa hari terakhir ini juga dipicu oleh menurunnya kapasitas produksi oleh AS sebayak 3,4 juta barel pada pekan lalu. Hal itu diluar ekspetasi sebelumnya yang memperkirakaan penurunan hanya sebesar 1 Juta barel.