<p>Presiden Joko Widodo dan Presiden AS terpilih Joe Biden / Facebook @Jokowi</p>
Industri

Biden&#8217;s Effect Beri Sentimen Positif, Tapi Tak Percepat Pemulihan Ekonomi

  • JAKARTA – Kemenangan Joe Biden dalam Pilres Amerika dianggap memberikan sentimen positif ke pemulihan ekonomi, termasuk Indonesia. “Joe Biden memang membawa berita baik baik ekonomi global, artinya lebih stabil. Namun, bukan berarti pemulihan ekonomi akan lebih cepat karenanya,” kata Ninasapti Triaswati, ekonom Universitas Indonesia dalam acara economic outlook 2021 secara virtual, Selasa, 24 November 2020. […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Kemenangan Joe Biden dalam Pilres Amerika dianggap memberikan sentimen positif ke pemulihan ekonomi, termasuk Indonesia.

“Joe Biden memang membawa berita baik baik ekonomi global, artinya lebih stabil. Namun, bukan berarti pemulihan ekonomi akan lebih cepat karenanya,” kata Ninasapti Triaswati, ekonom Universitas Indonesia dalam acara economic outlook 2021 secara virtual, Selasa, 24 November 2020.

Menurutnya, kunci keberhasilan pembalikan kontraksi ekonomi bergantung pada kebijakan pengendalian pandemi baik di Tanah Air maupun di tingkat global.

Setali tiga uang, Chief Investment Officer PT Schroders Indonesia, Irwanty Muljono mengakui Biden’s effect sangat berpengaruh pada sentimen yang sangat signifikan di negara emerging market.

Indikatornya adalah kecenderungan para investor untuk mulai berani berinvestasi di instrumen yang tinggi risiko seperti saham.

Ia menyebut, kepemimpinan Donald Trump dan pandemi COVID-19 telah memunculkan ketidakpastian di kalangan investor. Sehingga, tren pembelian instrumen berisiko rendah justru meningkat.

“Sejak 6 November, ada optimisme bahwa perang dagang akan berkurang,” kata Irwanty dalam kesempatan yang sama.

Meredanya tensi perang dagang berpengaruh besar pada peluang pertumbuhan ekonomi global yang lebih tinggi. Sebab, selama Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, Irwanty mengatakan pertumbuhan ekonomi global menjadi sangat negatif akibat perang dagang.

“Ini alasan mengapa aset berisiko tinggi kembali diminati, karena Biden berpengaruh positif pada perdagangan global,” tambahnya.

Kabar terbaru, Biden menunjuk Janet Yellen sebagai menteri keuangan perempuan pertama dalam sejarah AS. Walhasil, enunjukan ini mendorong sentimen positif bagi dolar AS dan membuat rupiah melemah siang ini.

Menukil data Bloomberg, Selasa, 24 November 2020, dalam penutupan sesi I, kurs rupiah diperdagangkan pada level Rp14.184 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 35 poin atau 0,24% dibanding penutupan perdagangan pasar spot pada Senin sore (23/11) di level Rp14.149 per dolar AS.