<p>Ilustrasi merger PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dengan Tokopedia / Dok. Gojek Indonesia</p>
Fintech

Bidik IPO Rp583 Triliun, Gojek-Tokopedia Sudah Resmi Merger?

  • Dua perusahaan rintisan (start up) jumbo asli Indonesia, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) dan PT Tokopedia saat ini berada di tahap final untuk merger pada Jumat, 9 April 2021.

Fintech

Mochammad Ade Pamungkas

JAKARTA – Dua perusahaan rintisan (start up) jumbo asli Indonesia, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) dan PT Tokopedia saat ini berada di tahap final untuk merger pada Jumat, 9 April 2021.

Kedua start up berstatus decacorn dan unicorn ini dikabarkan sedang mencari kesepakatan dengan investor untuk merger sebagai upaya untuk menciptakan perusahaan internet terbesar di Indonesia.

Perusahaan start up bergelar unicorn adalah perusahaan yang nilai valuasi sahamnya sudah mencapai US$1 miliar atau setara dengan Rp14,5 triliun (asumsi kurs Rp14.580 per dolar Amerika Serikat).

Start up Decacorn mempunyai valuasi 10 kali lipat dari unicorn, yaitu sebesar US$10 miliar atau setara Rp145 triliun. Terakhir, prestasi paling tinggi yang pernah disematkan kepada perusahaan start up adalah hectocorn, dengan valuasi US$100 miliar atau sekitar Rp1,45 kuadriliun.

Mengutip dari Bloomberg, pihak manajemen dan dewan pengurus dari kedua perusahaan telah sepakat untuk melaksanakan merger dan saat ini sedang mencari kesepakatan dari pemegang saham.

Kedua perusahaan juga sedang membicarakan berbagai skenario dalam mencapai target untuk bisa menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Indonesia dan AS.

Manajemen perusahaan hasil merger Gojek-Tokopedia menargetkan IPO dengan perkiraan nilai US$40 miliar atau Rp583 triliun.

Kedua perusahaan memiliki investor yang sama seperti Google.Inc, Termasek Holding Pte, dan Sequoia Capital India.

Namun, Tokopedia juga didukung oleh perusahaan konglomerat e-commerce asal China yang didirikan oleh Jack Ma, Alibaba Group.

Sebelumnya Gojek sempat ingin merger dengan Grab Holdings Inc, namun kerja sama tersebut dikabarkan gagal. (SKO)