<p>PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) merupakan bank hasil penggabungan antara Bank Woori Indonesia dengan Bank Saudara pada tahun 2014 / Dok. Perseroan</p>
Perbankan

Bidik KBMI 3, Bank Woori (SDRA) Mau Rights Issue 6,4 Miliar Saham

  • Bank Woori rencanakan penguatan modal dengan rights issue sebanyak 6,4 Miliar saham. Selain itu emiten perbankan berkodekan SDRA ini juga membididik KBMI 3.

Perbankan

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) berencana untuk melakukan rights issue atau penambahan modal melalui Penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 6,4 miliar saham, dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Berdasarkan publikasi di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip pada Selasa, 4 Desember 2023, rights issue Bank Woori itu dilaksanakan setelah memperoleh  persetujuan para pemegang saham melalui RUPSLB yang akan diselenggarakan pada tanggal 10 Januari 2024 mendatang.

Manajemen Bank Woori juga menambahkan dengan segera akan mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) usai rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD disetujui oleh para pemegang saham melalui RUPSLB tersebut. 

“Dengan ketentuan bahwa jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan, sesuai ketentuan Pasal 8 ayat (3) POJK PMHMETD,” terang manajemen SDRA melalui keterbukaan informasi. 

Manajemen emiten perbankan berkode SDRA ini juga menjelaskan rights issue tersebut akan memberikan dampak positif pada kondisi keuangan, terutama dalam memperkuat struktur permodalan. Hal ini diharapkan dapat mempercepat kemajuan Perseroan untuk mencapai status bank kategori KBMI 3. 

Asal tahu saja, pada Oktober 2021 lalu, OJK telah melakukan perubahan dalam klasifikasi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I, II, III, dan IV menjadi klasifikasi berdasarkan Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI).

Diketahui klasifikasi KBMI itu terbagi menjadi empat kelompok antara lain KBMI 1 mencakup bank dengan modal inti kurang dari Rp6 triliun, KBMI 2 mencakup bank dengan modal inti Rp6 triliun hingga Rp14 triliun, KBMI 3 mencakup bank dengan modal inti Rp14 triliun hingga Rp70 triliun, sedangkan KBMI 4 mencakup bank dengan modal inti lebih dari Rp70 triliun.

Selain berguna untuk menaikkan level modal inti perbankan, manajemen Bank Woori juga menegaskan rights issue tersebut juga memberikan kesempatan bagi perseroan untuk memperluas ekspansi usahanya.

Manajemen juga mengingatkan bahwa rencana aksi korporasi tersebut akan berpengaruh terhadap pemegang saham. Di mana, para pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya atau terdilusi.

“Informasi final sehubungan dengan penggunaan dana akan diungkapkan dalam Prospektus yang diterbitkan dalam rangka penambahan modal dengan memberikan HMETD sesuai ketentuan yang berlaku,” jelasnya.

Profil dan Kinerja Bank Woori 

Asal tahu saja, Bank Woori Saudara didirikan pada 1906 dengan nama awal Himpoenan Saudara sebagai cikal bakal PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk. 

Dikutip dari situs bankwoorisaudara.com, pada awal 2014 perseroan menjalin kerja sama strategis dengan Woori Bank Korea. Kerja sama tersebut ditandai dengan masuknya Woori Bank Korea dan PT Bank Woori Indonesia (anak perusahaan dari Woori Bank Korea di Indonesia) sebagai pemegang saham Bank.

Perubahan susunan pemegang saham tersebut dilakukan melalui proses pengalihan saham milik Ir. Arifin Panigoro dan PT Medco Intidinamika kepada Woori Bank Korea dan PT Bank Woori Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Akta No. 66 tertanggal 28 Januari 2014.

Dengan telah efektifnya penggabungan usaha, nama PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk berubah menjadi “PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk” berdasarkan Akta No. 42 tertanggal 24 Desember 2014.

Masih dari situs resmi perusahaan, mayoritas pemegang saham perbankan ini atas nama Woori Bank sebanyak 84,20%, disusul kepemilikan publik sebesar 9,02% dan PT Apramesis Meta Investasma sebanyak 6,78%. Perbankan ini IPO di BEI pada 2006 silam. 

Hingga kuartal III-2023, Bank Woori berhasil mencatatkan laba bersih Rp528,3 Miliar. Angka itu menyusut sebesar 15,41% Year-on-Year (YoY) dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu, yakni Rp624,54 miliar. Penurunan laba bersih dipicu oleh penurunan pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) sebesar 8,96% YoY menjadi Rp1,29 triliun. 

Selain dipicu hal tersebut, margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) Bank Woori juga mengalami penyusutan sebesar 82 basis poin (bps) menjadi 3,67% pada September 2023. Kemudian, pendapatan bunga bersih atau Fee Based Income perbankan ini juga mengalami penurunan sebesar 13,17% YoY menjadi Rp160,36 miliar. 

Meskipun demikian, Bank Woori berhasil meningkatkan penyaluran kredit sebesar 10,22% YoY mencapai Rp43,08 triliun pada kuartal III-2023. Aset bank juga mengalami pertumbuhan sebesar 10,05%, mencapai Rp53,92 triliun. 

Namun, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross Bank Woori mengalami kenaikan dari 1,07% pada September 2022 menjadi 1,45% pada September 2023. NPL net juga mengalami peningkatan dari 0,66% menjadi 0,98%.