<p>Kapal melintas didekat crane bongkar muat peti kemas di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin, 11 Januari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Bidik Negara Berkembang, Sulut Ekspor Langsung 4,2 Ton Komoditas Perikanan dan Pertanian

  • Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menjajaki langkah awal menjadi superhub ekspor komoditas perikanan dan pertanian dengan mengekspor komoditas tersebut langsung ke Singapura.

Nasional
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

MANADO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menjajaki langkah awal menjadi superhub ekspor komoditas perikanan dan pertanian dengan mengekspor komoditas tersebut langsung ke Singapura. Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara, Ceerah Bangun bersama Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven Kandouw meninjau langsung pengiriman ekspor ikan tuna di Bandara Internasional Sam Ratulangi, Senin, 8 Maret 2021.

Sebanyak 4,2 ton tersebut terdiri dari komoditas perikanan berupa ikan tuna dan lobster serta hasil pertanian. Ekspor langsung ke Singapura, kata Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, merupakan terbosan untuk menjamin ketersediaan pasar sekaligus membangkitkan kembali perekonomian Sulut.

“Terobosan direct call ke Singapura ini bukan main-main, ibaratnya telah menabrak tembok untuk melewati sungai deras. Salut untuk para pejuang ekspor,” ujarnya.

Efisiensi dan efektivitas direct call ekspor ini dirasa Bangun Cerah bakal membawa dampak positif terhadap ketersediaan pasar dan produksi komoditas ekspor di Sulut. “Biaya Logistik lebih murah, waktu tempuh lebih singkat serta kualitas lebih bagus.” ungkap Cerah.

Ekspor langsung komoditas perikanan ke Singapura ini juga memangkas biaya logistik. Biaya logistik yang sebelumnya dibanderol Rp32.000 per Kg menjadi Rp23.000 per Kg. Tidak hanya itu, waktu tempuh pengiriman komoditas ekspor pun jadi lebih singkat, yakni 3,5 jam dari sebelumnya 9-15 jam.

Menyaksikan secara virtual, Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi optimistis, ekspor langsung ini membuka peluang Manado menjadi superhub ekspor.

“Terima kasih kepada jajaran yang telah mensukseskan ekspor langsung melalui udara, kita berharap Manado bisa menjadi superhub ekspor,” kata dia.

Pangsa Ekspor Asia Lebih Menjanjikan

Singapura sendiri masuk ke dalam peringkat 6 dari 10 besar pangsa ekspor nonmigas Indonesia pada Januari 2021. Nilai ekspor ke Singapura mencapai US$61 juta, lebih tinggi ketimbang Korea Selatan dengan US$51 juta dan Thailand sebesar US$47 juta.

Sementara itu pangsa ekspor nonmigas terbesar di Indonesia masih dipegang oleh China senilai US$3 miliar, Amerika Serikat sebesar US$1,68 miliar, dan Jepang sebesar US$1,25 miliar.

Direct call ke Singapura ini sejalan dengan penetrasi pasar yang sedang berkembang atau emerging market di Asia. Negara-negara emerging market ini yang sedang menjadi sorotan Kementerian Perdagangan karena menyumbang hingga 71% ekonomi dunia.  Sebanyak 51% negara-negara dengan pasar yang tengah berkembang berada di Asia.

Oleh karena itu, Kemendag telah siapkan “karpet merah” agar Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mampu bersaing di pasar global dan melakukan ekspor. Melansir laman resmi Kemendag, strategi tersebut antara lain, menjaga ekspor dan produk utama, fokus pada UKM berorientasi ekspor, penetrasi pasar nontradisional, reformasi regulasi, serta mengoptimalisasi perjanjian dagang dengan negara pangsa ekspor.

Ekspor langsung seperti komoditas perikanan dan pertanian di Sulut juga menjadi perhatian Kemendag agar harga produk ekspor lebih kompetitif.

“Dengan menggunakan direct trade, buyer juga dapat mendapatkan harga beli yang lebih murah sehingga menguntungkan kedua belah pihak,” kata Founder Javara, Herlianti Hilman sebagai perwakilan pelaku usaha dalam diskusi panel Kementerian Perdagangan.

Hal ini tentunya akan berdampak pada neraca perdagangan RI yang surplus US$2 miliar Januari 2021 ini. Surplusnya neraca perdagangan di awal tahun ini masih dipicu oleh penurunan aktivitas perdagangan ekspor-impor. (SKO)