Bidik Pendanaan Jalan Tol Rp53 Triliun, INA Bentuk Konsorsium dengan Abu Dhabi, Belanda, dan Kanada
Indonesia Investment Authority (INA) menargetkan dana infrastruktur yang dikelola konsorsium ini mencapai US$3,75 miliar atau Rp53,87 triliun.
Industri
JAKARTA – Lembaga pengelola dana abadi Indonesia, Indonesia Investment Authority (INA) melakukan penandatangan nota kesepahaman untuk membentuk konsorsium bersama Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG) dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).
CEO INA Ridha D. M. Wirakusumah menjelaskan konsorsium ini nantinya akan fokus membiayai pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol di Indonesia. Perusahaan patungan ini menargetkan dana investasi yang dikelola bisa mencapai US$3,75 miliar atau Rp53,87 triliun (kurs Rp14.346 per dolar Amerika Serikat).
Adanya penandatanganan MoU ini menandai pendirian platform investasi yang nantinya berfokus pada infrastruktur Indonesia, terutama jalan tol.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Kami percaya ini adalah awal yang positif untuk lebih banyak kolaborasi antara kami dan investor lain di berbagai sektor di Indonesia,” ujar Ridha, dalam siaran pers, Jumat, 21 Mei 2021.
Ridha juga mengatakan pembentukan konsorsium ini merupakan bentuk kepercayaan investor kepada INA, meski dalam kondisi perekonomian yang masih belum pasti ini.
Dalam enam bulan ke depan setelah MoU ini, akan ada evaluasi untuk melihat peluang investasi jalan tol yang dapat jadi basis pengoperasian konsorsium ini.
Sebagai informasi, CDPQ adalah investor institutional yang mengelola dana pensiun dan program asuransi publik dan parapublik di Quebec, Kanada. Sementara itu, APG merupakan salah satu investor dana pensiun terbesar di dunia yang berbasis di Belanda. Terakhir, ADIA adalah pengelola dana abadi Abu Dhabi.
Direktur Eksekutif Departemen Real Estate & Infrastruktur ADIA Khadem Alremeithi mengungkapkan dalam beberapa bulan ini pihaknya bersama INA telah melakukan diskusi untuk membentuk platform investasi pertama di INA tersebut.
Khadim pun mengatakan Indonesia merupakan pasar yang semakin menarik bagi investor internasional dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan tren demografis yang positif.
Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala Infrastruktur CPDQ Emmanuel Jaclot menuturkan MoU ini merupakan kesempatan untuk bersama-sama membangun portofolio aset jalan penting di salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
“Kerja sama ini juga jadi kesempatan untuk menggabungkan pengetahuan mendalam INA tentang pasar dan jaringan lokal dengan ahli infrastruktur internasional dari CDPQ, APG dan ADIA,” tutur Emmanuel.
Kepala Infrastruktur APG Asia Hans-Martin Aerts menjelaskan APG sebagai investor berkelanjutan jangka panjang untuk klien dana pensiun seperti ABP, melihat hubungan kolaboratif jangka panjang sebagai fondasi keberhasilan dalam pelaksanaan strategi investasinya.
“Kami berharap platform investasi ini akan mendukung investasi infrastruktur lebih lanjut di Indonesia,” kata dia. (LRD)