Pabrik petrokimia milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Korporasi

Bidik Pendapatan Rp35,48 Triliun Tahun Ini, Begini Jurus Chandra Asri Hadapi Pagebluk

  • Emiten petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membidik pertumbuhan pendapatan hingga akhir 2021 menjadi US$2,5 miliar atau setara Rp35,48 triliun (asumsi kurs Rp14.190 per dolar AS).

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Emiten petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membidik pertumbuhan pendapatan hingga akhir 2021 menjadi US$2,5 miliar atau setara Rp35,48 triliun (asumsi kurs Rp14.190 per dolar AS).

Direktur SDM dan Corporate Affairs Chandra Asri, Suryandi menyebut optimisme ini hadir didorong oleh membaiknya kinerja perseroan sejak paruh pertama tahun ini. Di mana, pada tahun sebelumnya perseroan mencatat kinerja negatif.

“Kondisi keuangan perseroan mulai pulih sejak semester I-2021 dan kami mengestimasi pendapatan tahun ini sebesar US$2,5 miliar,” ujarnya dalam webinar Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021, Kamis, 14 Oktober 2021.

Ia menyatakan bahwa pertumbuhan permintaan produk petrokimia mengalami pelambatan sejak awal pandemic COVID-19 melanda Indonesia. Untuk itu, berbagai strategi telah dilakukan perseroan guna mendorong yang optimal.

Dari sisi operasional, TPIA fokus pada integritas aset serta ketahanan rantai pasok. Perseroan juga berupaya meningkatkan digitalisasi dengan memperkuat infrastruktur teknologi informasi selama masa pembatasan sosial.

Selain itu, lanjut Suryandi, pihaknya turut menggandeng Siemens dan Bentley yang memungkinkan teknisi untuk memvisualisasikan aset pabrik dan data teknis kami secara digital. 

‘Digitalisasi di Pabrik Ethylene ini memungkinkan karyawan untuk beroperasi dengan protokol Kesehatan yang ketat dan meningkatkan 70 persen efisiensi operasional,” imbuhnya.

Di tengah pandemi, Chandra Asri diklaim telah menyelesaikan master plan untuk integrasikan bisnisnya. Jumlah kapasitas perseroan terus bertambah menjadi 4,2 juta ton pada 2020, dibandingkan dengan tahun 2005, hanya sebanyak 1,5 juta ton.

Bahkan, ia menargetkan peningkatan produksi hingga tahun-tahun berikutnya. Upaya ini dilakukan dengan pembangunan fasilitas pabrik baru, yakni Chandra Asri Perkasa (CAP) 2 dengan total investasi mencapai US$5 miliar.

“Pada 2026 kami berharap pembangunan CAP 2 dapat selesai dengan total kapasitas 3,8 juta ton sehingga total kami akan memiliki kapasitas sebanyak 8 juta ton,” papar dia.