SIDO
Nasional

Sido Muncul (SIDO) Perluas Pasar Ekspor ke China hingga Afrika

  • Produsen Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), akan mengekspor produk ke China dan 2 negara di Afrika.
Nasional
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) akan memperluas pasar ekspor ke China dan dua negara di Afrika yakni Ghana dan Kenya. Hal ini untuk menggenjot penjualan dan pendapatan perusahaan (revenue) pada semester II-2022.

Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard mengatakan  produsen Tolak Angin ini akan menargetkan penambahan 140.000 wholesaler dan retailer pada sisa tahun ini.

"Jadi kita mau mendorong ketersediaan barang kita terutama di level grosir retailer karena salah satunya banyak consumer goods yang menaikkan harganya di kuartal kedua," ujar Leonard dalam acara Public Expose, Jumat, 16 September 2022.

Selain meningkatkan angka wholesaler dan retailer, Leonard juga menambahkan, ada peluang untuk memanfaatkan online channel. Menurutnya, penjualan di online channel benefitnya lebih besar serta menghasilkan profitabilitas yang tinggi.

"Terlebih juga kita jadi punya knowledge master data dari customer kita," tambah Leonard.

Lebih lanjut, Leonard menyatakan pada bulan ini SIDO akan meluncurkan produk baru.

"Sekarang ini sedang proses, hopefully bisa kasih kontribusi untuk perseroan," imbuh Leonard.

Pada kesempatan yang sama, Investor Relation Manager SIDO Billy Utama mengaku optimistis dengan bisnis herbal yang masih punya potensi di masa yang akan datang.

Menurutnya, berdasarkan data industri pasar jamu dan suplemen, segmen ini masih memiliki potensi yang tumbuh dengan rata-rata dua digit hingga lima tahun mendatang.

"Hal ini sejalan dengan kesadaran masyarakat yang lebih peduli terkait kesehatan mereka," ucap Billy. 

Kinerja Semester I-2022

Sido Muncul mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,61 triliun pada periode Januari-Juni 2022. Jumlah ini turun 2,6% dari perolehan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,65 triliun.

Penjualan tersebut didapatkan dari penjualan jamu herbal dan suplemen sebesar Rp988,73 miliar hingga Juni 2022, atau turun 6,85% dari sebelumnya Rp 1,06 triliun.

Kemudian, segmen penjualan makanan dan minuman  Rp544,82 miliar (naik 3,53%), serta pendapatan dari farmasi Rp 78,55 miliar.

Dari sisi beban pokok penjualan SIDO tercatat naik menjadi Rp757,61 miliar, dari Rp724,71 miliar di periode Januari sampai Juni 2021.

Untuk itu, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp445,59 miliar sepanjang semester I-2022. Jumlah ini turun dari laba bersih perseroan semester I-2021 senilai Rp502 miliar.

Meski kinerja SIDO melambat, namun perusahaan optimistis akan membukukan kinerja positif pada semester II-2022 dengan perluasan pasar ekspor tersebut.