PGN Subholding Gas Pertamina Terus Upayakan Jaga Kinerja Positif ke Depan / Dok. PGN
Industri

Bidik Target NZE Forum G20, Subholding Gas Pertamina (PGN) Perluas Pemanfaatan Gas Bumi CNG dan LNG Bali

  • Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz menyatakan bahwa gas bumi merupakan salah satu bahan bakar yang bersih dan ramah lingkungan, karena menghasilkan lebih sedikit polusi atau emisi daripada bahan bakar fosil yang lain.
Industri
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

BALI - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina terus memperluas penyaluran gas bumi non pipa yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquefied Natural Gas (LNG) di wilayah Bali, khususnya untuk sektor hotel, restoran, dan kafe (horeka).

Penyediaan gas bumi sebagai energi bersih sekaligus mendukung pariwisata berwawasan lingkungan di Bali, serta mengawal target Forum G20 terkait nett zero emission (NZE).

Demi menjaga pasokan, PT Pertagas Niaga yang merupakan bagian dari perseroan telah mengoperasikan Terminal Mengwi station pengisian CNG yang berlokasi di Badung, Bali.

Terminal Mengwi memiliki kapasitas pengisian sebesar 600 - 1.000 M³ per jam. Melalui terminal ini, CNG dapat melayani kebutuhan pelanggan dengan berbagai moda transportasi seperti yang dikemas ke dalam tabung cylinder atau cradle dengan volume lebih besar, kemudian dikirim ke pelanggan.

Adapun industri perhotelan yang menjadi pioneer penggunaan CNG di Bali yaitu Trans Resort Bali sejak April 2022. Dampak positif dari penggunaan CNG dirasakan pelanggan, sehingga pengguna CNG di Bali terus bertambah.

Selain CNG, pemenuhan gas bumi non pipa LNG juga terus mengalami peningkatan, di antaranya Conrad Hotel dan Hotel SOL by Melia. Demi fleksibilitas penyaluran, LNG dikemas dalam bentuk microbulk, kemudian dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di dapur, boiler pemanas air, dan laundry.

Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz menyatakan bahwa gas bumi merupakan salah satu bahan bakar yang bersih dan ramah lingkungan, karena menghasilkan lebih sedikit polusi atau emisi daripada bahan bakar fosil yang lain.

Semakin banyak industri dan komersial yang menggunakan gas bumi, kata dia, maka dapat menyumbang pengurangan emisi karbon yang cukup besar. Mengingat pada sektor tersebut, kebutuhan energi juga cukup besar.

Pertagas Niaga saat ini telah memasok CNG di Bali sebanyak 20.000 meter kubik per bulan dan volume itu diprediksi akan melesat hingga 850.000 meter kubik per bulan seiring dengan tingginya minat konsumen dan kesiapan infrastruktur.

Melalui PT Gagas Energi Indonesia, emiten berkode saham KRAS tersebut sanggup menyalurkan sekitar 3.000 meter kubik per bulan kepada para pelanggan yang bergerak pada bidang perhotelan. Sedangkan proyeksi penyaluran gas bumi di Pulau Bali mencapai 250.000 meter kubik per bulan ada akhir 2022.

Faris berharap, pemanfaatan gas bumi di Bali akan semakin meningkat melalui perluasan CNG dan LNG. Dengan begitu, gas yang merupakan bahan bakar lingkungan akan menjadi alternatif energi terbaik pada masa transisi energi menuju target Net Zero Emission tahun 2060.

“Kami terus menjalin komunikasi yang intens baik dengan pelanggan eksisting maupun calon pelanggan. Kesiapan kami dalam menyalurkan CNG maupun LNG ditopang dengan upaya penyediaan infrastruktur. Ketika infrastruktur sudah siap, maka potensi market tentunya akan semakin mudah untuk dijangkau,” ujar Faris benerapa waktu lalu.

Khusus bagi industri hotel, lanjut Faris, restoran dan kafe di Bali, Pertagas Niaga optimistis dapat mengalirkan gas bumi baik CNG maupun LNG sebesar 12.000 MMBTU per bulan yang dipasok dari gas Jawa Timur maupun Kalimantan.

Volume ini diprediksi akan naik signifikan dengan kesadaran pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan. CNG dan LNG disalurkan oleh PGN sebagai alternatif bagi konsumen yang wilayahnya belum tersambung jaringan pipa gas.