<p>Ilustrasi Mata Uang Kripto / Pixabay.com</p>
Fintech

Bill Gates Sebut Aset Kripto Hanya Berbasis 'Greater Fool Theory', Apakah Benar Demikian?

  • Selain Bill Gates, investor kakap Warren Buffet pun pernah menyebut bahwa aset kripto pada dasarnya tidak memiliki nilai, dan tidak ada yang bisa benar-benar dilakukan pada instrumen ini kecuali menjualnya pada orang lain.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Beberapa waktu lalu, Bill Gates mengatakan bahwa aset kripto dan non-fungible token (NFT) 100% hanya berbasis pada greater fool theory.

Selain Bill Gates, investor kakap Warren Buffet pun pernah menyebut bahwa aset kripto pada dasarnya tidak memiliki nilai, dan tidak ada yang bisa benar-benar dilakukan pada instrumen ini kecuali menjualnya pada orang lain.

Kedua pernyataan tersebut pada intinya menegaskan bahwa aset kripto tidak menawarkan nilai yang berarti di dunia nyata dan hanya didasari oleh "teori bodoh terbesar" seperti yang dikatakan oleh Gates.

VP Growth Tokocrypto Cenmi Mulyanto memberikan tanggapan atas pernyataan Bill Gates yang menjadi topik hangat di sejumlah media pekan lalu.

Cenmi mengakui bahwa untuk saat ini, pengaplikasian kripto dan NFT di kehidupan nyata memang masih terbilang minim. Namun, masih terlalu dini juga untuk mengklaim bahwa Bitcoin atau aset kripto lainnya tidak memiliki nilai guna.

"Sebelumnya, kita pahami dulu greater fool theory dalam literatur keuangan adalah Anda tidak boleh berinvestasi dalam sesuatu, jika nilainya hanya bergantung pada penjualannya kepada orang lain dengan harga lebih tinggi. Kripto dan NFT kini hanya dipandang sebatas permukaan dari potensi besar Bitcoin dan teknologi blockchain," ujar Cenmi melalui keterangan tertulis, Senin, 27 Juni 2022.

Cenmi pun menganalogikan Bitcoin layaknya komoditas minyak bumi pada masa-masa awal penemuannya yang mana kegunaannya hanya sebatas untuk penerangan.

Meskipun begitu, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan industri, minyak bumi saat ini bisa digunakan di berbagai lini, entah itu untuk menggerakkan mobil, pesawat, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

"Membeli Bitcoin hari ini seperti membeli minyak pada abad ke-18 setelah melihat kegunaan awalnya, dan tidak seperti minyak, dengan Bitcoin, investor tidak terburu-buru karena sebagai aset digital, investor dapat menyimpannya dengan murah selama bertahun-tahun sambil menunggu permintaan meningkat," tutur Cenmi.

Cenmi mengatakan, Bitcoin untuk sementara ini penggunaannya memang masih terbatas, yakni hanya untuk menyimpan tabungan di luar sistem mata uang fiat dan untuk transfer uang lintas perbatasan dengan transaksi yang cepat.

"Di negara-negara tertentu, (aset kripto) ini merupakan terobosan yang dinantikan untuk revolusi layanan keuangan sentralisasi," papar Cenmi.

Cenmi mewajarkan apabila Bitcoin dan aset-aset kripto lainnya masih dipandang dengan skeptis. Sama halnya dengan dulu ketika orang-orang tidak menyangka bahwa media digital akan menggantikan surat kabar, tidak percaya iklan digital bisa bersaing dengan media cetak dan televisi, serta tidak menduga pada akhirnya e-commerce dapat bersaing dengan toko fisik.

Industri aset kripto dan blockchain saat ini masih memiliki jalan yang luas untuk adopsi yang lebih besar dan dapat bermanfaat bagi masyarakat di berbagai sektor.

Menurut Cenmi, logika di balik nilai Bitcoin bagi investor saat ini bukan sekadar tentang harapan agar orang bodoh (fool) membeli aset untuk menaikkan nilainya.

Para investor Bitcoin dewasa ini membeli aset digital sebelum permintaan berkembang sepenuhnya dengan harapan harganya akan naik di masa depan ketika adopsi kripto dan blockchain sudah semakin beririsan dengan kehidupan di dunia nyata.