Bill Gates Sebut Dunia Tidak Siap Hadapi Pandemi Selanjutnya
Dunia

Bill Gates Sebut Dunia Tidak Siap Hadapi Pandemi Selanjutnya

  • Sebuah laporan menyebutkan bahwa kini ada ketidaksetaraan akses vaksin antara negara berpenghasilan tinggi dan rendah, yang menyimpulkan bahwa dunia tidak siap hadapi pandemi selanjutnya. Dalam laporan tersebut Yayasan Bill dan Melinda Gates menantang negara-negara untuk segera berinvestasi jangka panjang dalam sistem perawatan kesehatan serta menyerukan pengurangan ketidaksetaraan vaksin dan sumber daya antara negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah.

Dunia

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Sebuah laporan menyebutkan bahwa kini ada ketidaksetaraan akses vaksin antara negara berpenghasilan tinggi dan rendah. 

Dalam laporan tersebut Yayasan Bill dan Melinda Gates menantang negara-negara untuk segera berinvestasi jangka panjang dalam sistem perawatan kesehatan. 

Laporan tersebut juga menyerukan pengurangan ketidaksetaraan vaksin dan sumber daya antara negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah.

“Tampaknya jelas bahwa di dunia yang terglobalisasi, di mana orang dan barang bergerak terus-menerus melintasi perbatasan, tidak cukup bagi negara-negara kaya untuk menjadi satu-satunya yang memiliki peralatan dan sumber daya untuk melakukan sequence virus,” tulis laporan itu.

Mengutip dari laman The Independent, sebelumnya pada tahun 2015 yang lalu Bill Gates memperingatkan ancaman pandemi global pada kehidupan manusia, dan dalam laporannya menguraikan tantangan-tantangan ini, seperti 31 juta orang yang akan mengalami kemiskinan ekstrim akibat virus COVID-19, dan pekerjaan perempuan secara global diperkirakan akan tetap sebanyak 13 juta pekerjaan, di bawah level pada tahun 2019.

Laporan itu mengatakan alat untuk mengakhiri pandemi mirip dengan memerangi penyakit menular lainnya seperti malaria dan polio, yaitu dengan penggunaan pengujian luas dan bila memungkinkan, menggunakan pengobatan yang cepat dan efektif serta imunisasi yang bisa menyelamatkan jiwa.

Namun, pada laporan tersebut, yang dikenal sebagai Annual Goalkeepers Report, menyebut ketidaksetaraan vaksinasi antara negara berpenghasilan tinggi dan rendah, sebagai suatu "kemarahan moral yang mendalam."

Kurang dari satu persen dosis vaksin telah diberikan di negara-negara berpenghasilan rendah, kata laporan itu, dibandingkan dengan 80 persen yang diberikan di negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas.

Di California sendiri, 42 juta dosis vaksin COVID-19 telah diberikan dibandingkan dengan 48 juta dosis di seluruh Afrika. Padahal populasi Afrika lebih dari 30 kali lipat dari California tetapi di pertengahan tahun 2021 mereka berdua memberikan jumlah dosis yang sebanding.

Laporan tersebut pada akhirnya menyerukan peningkatan investasi ke dalam penelitian dan pengembangan, mengutip India sebagai lambang kesiapsiagaan pandemi dengan investasi selama puluhan tahun ke dalam infrastruktur manufaktur perawatan kesehatan yang telah menghasilkan hampir dua pertiga dari semua vaksin yang dijual secara global dibuat di anak benua.