Tekno

Bintik Matahari Berukuran 2 Kali Lipat Bumi Sedang Mengarah Tepat ke Kita

  • Sebuah bintik matahari raksasa telah membengkak  dua kali lipat dan menjadi  dua kali ukuran Bumi. Gelombangnya  mengarah tepat ke kita.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA- Sebuah bintik matahari raksasa telah membengkak  dua kali lipat dan menjadi  dua kali ukuran Bumi. Gelombangnya  mengarah tepat ke kita.

Bintik matahari, yang disebut AR3038, tumbuh hingga dimaternya sekiatr 31.900 km atau 2,5 kali ukuran Bumi.  Menurut Spaceweather.com pembengkakan terjadi sejak Minggu  19 Juni hingga Senin malam  20 Juni 2022. 

Bintik matahari adalah bercak gelap di permukaan matahari di mana medan magnet kuat  yang tadinya terikat  tiba-tiba terlontar. Pelepasan energi yang dihasilkan meluncurkan semburan radiasi yang disebut solar flare atau jilatan matahari dan menghasilkan pancaran bahan surya yang disebut coronal mass ejections (CME).

"Kemarin, bintik matahari AR3038 besar. Hari ini, sangat besar. Bintik matahari yang tumbuh cepat itu berukuran dua kali lipat hanya dalam 24 jam," lapor Spaceweather.com dikutip Live Science Jumat 24 Juni 2022. "AR3038 memiliki medan magnet beta-gamma yang tidak stabil yang menyimpan energi untuk semburan matahari kelas-M, dan langsung menghadap Bumi."

Ketika gelombang menghantam atmosfer bagian atas Bumi, sinar-X dan radiasi ultraviolet mengionisasi atom. Ini menjadikan  tidak mungkin memantulkan gelombang radio frekuensi tinggi dari mereka dan menciptakan apa yang disebut pemadaman radio. Pemadaman radio terjadi di area di Bumi yang diterangi matahari saat suar sedang berlangsung.   Pemadaman tersebut diklasifikasikan dari R1 hingga R5 menurut tingkat keparahan yang meningkat.

Pada bulan April dan Mei, dua semburan matahari menyebabkan pemadaman R3 di atas Samudera Atlantik, Australia dan Asia. Saat jilatan api matahari bergerak dengan kecepatan cahaya, mereka hanya membutuhkan waktu 8 menit untuk mencapai kita, dari jarak rata-rata sekitar  150 juta kilometer.

Namun menurut  SpaceWeatherLive jika bintik matahari yang menghadap ke Bumi terbentuk di dekat ekuator matahari (tempat AR3038 berada), biasanya dibutuhkan waktu kurang dari dua minggu untuk melintasi matahari sehingga tidak lagi menghadap Bumi . 

Saat ini AR3038 terletak sedikit di utara khatulistiwa matahari dan lebih dari setengahnya. Posisi ini menjadikan  Bumi akan tetap berada di garis bidiknya selama beberapa hari lagi.

Tidak berbahaya

Meskipun pertumbuhannya sangat cepat, bintik matahari raksasa tidak seseram yang terlihat. Jilatan yang kemungkinan besar akan dihasilkannya adalah semburan matahari kelas M. Menurut Badan Antariksa Eropa kelas M umumnya menyebabkan pemadaman radio singkat yang memengaruhi wilayah kutub Bumi,  di samping badai radiasi kecil

Bintik matahari juga bisa menyemburkan bahan matahari. Di planet yang memiliki medan magnet kuat, seperti Bumi, rentetan puing-puing matahari dari CME diserap oleh medan magnet kita. Ini  memicu badai geomagnetik yang kuat. 

Selama badai ini, medan magnet bumi dikompresi sedikit oleh gelombang partikel berenergi tinggi dan pada akhirnya  melepaskan energi dalam bentuk cahaya untuk menciptakan aurora berwarna-warni di langit malam. 

Pergerakan partikel bermuatan listrik ini dapat mengganggu medan magnet planet kita dengan cukup kuat untuk mengirim satelit jatuh ke Bumi. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa badai geomagnetik ekstrem bahkan dapat melumpuhkan internet. Puing-puing yang meletus dari CME biasanya memakan waktu sekitar 15 hingga 18 jam untuk mencapai Bumi

Para astronom telah mengetahui sejak 1775 bahwa aktivitas matahari naik dan turun menurut siklus kira-kira 11 tahun. Tetapi  baru-baru ini, matahari menjadi lebih aktif dari yang diharapkan, dengan hampir dua kali lipat penampakan bintik matahari yang diprediksi oleh NOAA. Aktivitas matahari diproyeksikan akan terus meningkat selama beberapa tahun ke depan dan mencapai tingkat maksimum pada tahun 2025 sebelum menurun lagi.

Para ilmuwan meyakini badai matahari terbesar yang pernah disaksikan selama sejarah kontemporer adalah Peristiwa Carrington 1859. Peristiwa ini  melepaskan energi yang kira-kira sama dengan 10 miliar bom atom 1 megaton. 

Setelah menghantam Bumi, aliran partikel matahari yang kuat menggoreng sistem telegraf di seluruh dunia dan menyebabkan aurora lebih terang dari cahaya bulan purnama yang muncul  di selatan Karibia. 

Jika peristiwa serupa terjadi hari ini, para ilmuwan memperingatkan, itu akan menyebabkan kerusakan triliunan dolar dan memicu pemadaman listrik yang meluas.