<p>Biskop CGV. / cgv.id</p>
Ekonomi, Fintech & UMKM

Bioskop CGV Cinemas Siap Buka Lagi Juli

  • JAKARTA – Pemilik bioskop CGV Cinemas, PT Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ) mengaku telah siap untuk membuka kembali bioskopnya pada Juli 2020. Sejumlah protokol kesehatan dan strategi khusus pun telah dirancang demi menarik konsumen. Head of Sales and Marketing CGV Cinemas Manael Sudarman mengatakan nantinya saat bioskop dibuka kembali. Pihaknya akan membatasi jumlah penonton dalam […]

Ekonomi, Fintech & UMKM

wahyudatun nisa

JAKARTA – Pemilik bioskop CGV Cinemas, PT Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ) mengaku telah siap untuk membuka kembali bioskopnya pada Juli 2020. Sejumlah protokol kesehatan dan strategi khusus pun telah dirancang demi menarik konsumen.

Head of Sales and Marketing CGV Cinemas Manael Sudarman mengatakan nantinya saat bioskop dibuka kembali. Pihaknya akan membatasi jumlah penonton dalam setiap ruangan auditorium dengan maksimal 50% dari kapasitas normal. Meski pusat perbelanjaan sudah dibuka, namun bioskop belum diizinkan beroperasi.

“Kami mengacu pada kebijakan pemerintah, kapan bioskop diperbolehkan buka lagi. Pada dasarnya CGV comply dengan regulator. Harapan kami, tentunya untuk bisa segera diperbolehkan buka lagi,” kata Manael kepada reporter TrenAsia.com, Selasa, 23 Juni 2020.

Meskipun demikan, Manael menyebutkan CGV Cinemas telah siap untuk dibuka kembali pada fase new normal ini. Berbagai persiapan pun telah dilakukan antara lain melakukan simulasi penerapan protokol kesehatan menonton oleh para staf. Kemudian juga melakukan pemasangan marker social/physical distancing di sejumlah area bioskop.

Selain itu, perlengkapan alat pelindung diri (APD) untuk para staf, termasuk penyediaan hand sanitizer, selalu mengingatkan staf untuk mencuci tangan, dan terus menjalin komunikasi dengan produser atau rumah produksi (production house/PH) terkait dengan jadwal penayangan film.

Pengaturan Ulang Sistem

Tak hanya itu, tambah Manael, pihaknya juga terus menjalin komunikasi dengan online merchant dalam pembelian tiket secara digital. Melakukan penyesuaian dan pengaturan ulang sistem tiket, serta menyiapkan ruang isolasi.

Untuk mendongkrak pendapatan, Manael mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah kerja sama dengan berbagai pihak seperti menggandeng perbankan untuk menawarkan promosi tertentu dengan pembayaran melalui kartu kredit dan debit.

“Kami juga melakukan kerjasama dengan beberapa provider jaringan komunikasi, membuka jalur kerjasama dengan aplikasi di telepon selular. Berkolaborasi dengan media untuk pemasangan iklan, jadwal tayang film, dan program promosi,” ungkap Manael.

Dikatakan Manael, perusahaan pengelola bioskop bersandi saham BLTZ ini juga aktif melakukan promosi lewat platform media sosial milik CGV Cinemas.

“Saat membuka kembali bioskop, kami akan memberlakukan standar protokol kesebersihan dan kesehatan yang ketat. Inisiasi ini perlu dilakukan untuk tetap memutus mata rantai pandemi, tidak membuat cluster penyebaran baru di tempat kami beroperasi. Serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada pelanggan CGV,” kata dia.

Sejak 23 Maret 2020, jaringan bioskop CGV di Indonesia telah berhenti beroperasi untuk sementara. Hal ini dilakukan berdasarkan instruksi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah daerah dalam upaya kewaspadaan terhadap penularan virus corona yang menyebabkan COVID-19.

Tutup Sementara

CGV menyebut total ada 68 bioskop, dan 397 layar yang tersebar di 33 kota dan 15 provinsi di Indonesia yang ditutup sementara.

Penutupan bioskop tentu saja memukul kinerja keuangan perseroan. Direktur Graha Layar Prima Yeo Deoksu mengakui dengan adanya penutupan tersebut, perusahaan mengalami kerugian lantaran tidak ada pendapatan. Namun, informasinya belum dapat disampaikan karena masih dalam perhitungan.

“Selama masa penutupan sementara ini, tidak ada revenue yang biasanya didapat dari penjualan tiket maupun pembelian makanan, minuman, dan merchandise,” ungkapnya.

Saat ini, ungkapnya, perusahaan fokus menyusun stategi untuk menstabilkan bisnis, salah satunya dimulai dengan menurunkan beban biaya usaha yang terdiri dari beban biaya karyawan, beban biaya pemeliharaan, dan lain-lain.

Emiten yang sahamnya digenggam oleh CJ CGV Co. Ltd., asal Korea Selatan itu meraup laba bersih Rp54,61 miliar per September 2019. Perolehan laba itu meroket 157% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp21,2 miliar.

Pendapatan perusahaan berkode saham BLTZ itu melonjak 21,4% year-on-year (yoy) menjadi Rp1,02 triliun pada kuartal III-2019 dari sebelumnya Rp846,49 miliar. (SKO)