bioskop-cgv
Korporasi

Bioskop CGV Tutup Selama PPKM, Graha Layar Prima Telan Rugi Rp168 Miliar

  • JAKARTA - PT Graha Layar Prima (BLTZ) yang mengelola bioskop CGV di Indonesia melaporkan kinerja keuangan per semester I-2021.Pada periode ini, pendapatan perse
Korporasi
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA - PT Graha Layar Prima (BLTZ) yang mengelola bioskop CGV di Indonesia melaporkan kinerja keuangan per semester I-2021.

Pada periode ini, pendapatan perseroan turun sebesar Rp67,8% year-on-year (yoy) menjadi Rp98,1 miliar. Sementara itu, per semester I tahun lalu, pendapatan BLTZ masih lebih baik, yakni sebesar Rp233 miliar.

Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 31 Agustus 2021, pendapatan ini turun dari semua bisnis, seperti bioskop yang anjlok 57,8% yoy menjadi Rp64,1 miliar. Selain itu, dari penjualan makanan dan minuman juga turun cukup banyak, dari Rp60,3 miliar menjadi Rp27 miliar.

Kemudian pendapatan dari acara dan iklan hanya sebesar Rp7 miliar per semester I-2021. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, pos ini masih menyumbang Rp21,3 miliar. Terakhir, pendapatan lisensi dan jasa manajemen menyusut drastic dari Rp94,9 juta menjadi Rp8,6 juta.

Seperti diketahui, perseroan memang melakukan penutupan sementara seluruh bioskop selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Hal ini mengacu pada kebijakan penanganan pandemi COVID-19 dalam Surat Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021, Surat Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2021, dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2021.

Kendati pendapatan turun, perseroan berhasil menekan beban pokok menjadi rugi Rp125 miliar, dari sebelumnya rugi Rp232 miliar per semester I-2020.

Namun, tetap saja BLTZ harus menelan rugi yang ditribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp168 miliar, menyusut dibandingkan dengan Rp185 miliar per semester I-2020.

Sementara itu, total liabilitas yang dibukukan perseroan sebesar Rp1,75 triliun per semester I-2020. Jumlah ini naik tipis dari Rp1,63 triliun per Desember 2020.

Kemudian total ekuitas tercatat sebesar Rp628 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan Rp796 miliar per akhir tahun lalu. Perseroan per Juni 2021 membukukan total aset sebesar Rp2,38 triliun, menurun dari Rp2,43 triliun per akhir 2020.