Bisa Cetak Rekor, Manuskrip Kitab Ibrani Berusia 1.100 Tahun akan Dilelang
- Kitab Ibrani terlengkap tertua akan dilelang pada bulan Mei di Sotheby's di New York.
Dunia
NEW YORK- Kitab Ibrani terlengkap tertua akan dilelang pada bulan Mei di Sotheby's di New York. Manuskrip berusia 1.100 tahun itu diperkirakan akan terjual antara $30 juta dan $50 juta. Atau antara Rp452-Rp754 miliar (kurs Rp15.000).
Jika akhirnya tawaran yang menang melampaui US$43,4 juta, maka akan rekor dokumen termahal yang pernah dijual. Saat ini rekor tersebut dipegang salinan edisi pertama Konstitusi Amerika Serikat, Codex Sassoon.
Seorang juru tulis yang tidak disebutkan namanya dengan hati-hati menyalin 24 kitab dari Alkitab Ibrani, yang dikenal sebagai Perjanjian Lama, ke dalam sebuah perkamen lebih dari seribu tahun yang lalu.
Menurut Amazing Facts, asal usul sederhana dari kodeks ini dimulai pada abad ke-13 ketika berpindah tangan ke beberapa pria sebelum menjadi milik sebuah sinagog di Makisin. Sebuah kota kuno yang pernah terletak di tempat yang sekarang disebut Suriah.
- Pejabat Keamanan Siber AS Samakan TikTok dengan Kuda Troya
- Capai Rp29,1 Triliun, THR ASN Akan Dicairkan H-10 Lebaran
- Sri Mulyani: Gaji Ke-13 ASN Dibayarkan Mulai Juni 2023
Sinagog bersama dengan seluruh kota, kemudian dihancurkan, tetapi kodeks itu disimpan. Meskipun, tampaknya itu ditakdirkan untuk kuburan sejarah yang tersembunyi.
Menurut MailOnline, pengumpul manuskrip Yahudi terkenal David Solomon Sassoon melacaknya di Frankfurt, Jerman, setengah abad kemudian pada tahun 1929. Dia membelinya seharga £350. Harga yang pada saat itu lebih mahal dari semua kecuali empat manuskrip lainnya dalam koleksi bukunya.
Kitab itu kemudian dikenal sebagai Kodeks Sassoon, Pada tahun tahun 1978, sekitar 30 tahun setelah kematian Sassoon, keluarganya kemudian menjual kitab tersebut. Jacqui Safra, pemilik saat ini membayar US$4,19 juta untuk itu pada tahun 1989.
Satu-satunya dokumen sejarah lain yang mungkin setua Kodeks Sassoon adalah Kodeks Aleppo dari abad ke-10 dan Kodeks Leningrad dari awal abad ke-11. Meski begitu, Sassoon tetap dianggap sebagai yang terlengkap karena hanya kehilangan 15 bab dari keseluruhan 792 halaman.
Dikenal sebagai 'Masorah', kodeks itu juga memberikan instruksi tentang cara mengeja, melafalkan, memberi tanda baca, dan melantunkan kata-kata dengan benar. Ini membedakannya dari gulungan Taurat, yang ditulis dalam skrip yang mudah dibaca yang dikenal sebagai 'Ktav Ashuri' atau 'naskah Asyur', yang tidak memiliki vokal dan tanda baca.
Menurut Sharon Liberman Mintz, spesialis Judaica senior di Sotheby's perkiraan jumlah yang bisa didapat selama lelang bisa menjadikannya manuskrip cetak paling berharga. Dia menambahkan satu-satunya ukuran yang sebanding dengan Kitab Ibrani termasuk buku catatan Codex Leicester atau Leonardo da Vinci yang dibeli oleh Bill Gates pada tahun 1994 seharga US$30,8 juta.
Mengingat Kitab Ibrani berusia lebih dari seribu tahun, kondisinya sangat baik. Perkamennya menunjukkan daya tahan yang luar biasa setelah mengalami banyak restorasi.
Minggu depan, kitab itu akan ditampilkan di Sotheby's London setelah 40 tahun dirahasiakan dari pandangan publik. Kemudian, akan dipajang di Tel Aviv di Israel, serta di Dallas dan Los Angeles di Amerika.