Photo by Alena Darmel from Pexels: https://www.pexels.com/photo/a-couple-having-a-conversation-6642995/
Gaya Hidup

Bisa Hancurkan Hubungan, Ini 5 Kesalahan Komunikasi yang Paling Sering Terjadi

  • Dengan komunikasi yang baik, hubungan dapat menjadi lebih kuat dan lebih bermakna. Sebaliknya, komunikasi yang buruk dapat menyebabkan konflik, hilangnya kepercayaan, hingga rusaknya hubungan.

Gaya Hidup

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Komunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam setiap hubungan, baik itu hubungan romantis, pertemanan, keluarga, atau profesional. 

Dengan komunikasi yang baik, hubungan dapat menjadi lebih kuat dan lebih bermakna. Sebaliknya, komunikasi yang buruk dapat menyebabkan konflik, hilangnya kepercayaan, hingga rusaknya hubungan. 

Konsultan psikoterapis klinis Padraic Gibson D,Psych menulis untuk Psychology Today 5 kesalahan komunikasi yang paling sering dilakukan dan bisa menghancurkan hubungan:

1. Menegur 

Gibson menyebut bahwa menegur seseorang menempatkan kita pada peran sebagai korban yang tengah menyalahkan orang lain. 

Tidak ada orang yang suka ditegur. Menegur dapat melanggengkan siklus agresi (tindakan yang diniatkan untuk menyakiti atau melukai orang lain, baik yang secara fisik, verbal, maupun psikis) dan penolakan. 

Alih-alih menegur, carilah cara lain untuk mengkomunikasikan perasaan kita. Hindari bahasa yang mencela dan sebaliknya fokuslah pada percakapan yang konstruktif. 

2. Ceramah 

Gibson berpendapat bahwa menggunakan gaya komunikasi seperti ceramah moral dan agama tidak cocok diterapkan untuk hubungan dekat. 

Menurutnya, mencoba memaksakan standar moral dan mengkritik perilaku orang lain dapat menyebabkan perlawanan bahkan pelanggaran dan pengulangan kesalahan. 

Gibson juga berpendapat bahwa ceramah tidak efektif untuk membawa perubahan yang baik  “Ceramah jarang menghasilkan perubahan positif dalam suatu hubungan,” paparnya. 

3. Memuji dengan Sarkas

Teknik komunikasi ini berupa pemberian pujian dan kemudian mengkritik orang lain dalam percakapan yang sama. Gibson berpendapat bahwa hal ini berbahaya untuk dilakukan karena menciptakan kontras antara pernyataan positif dan negatif sehingga akan menyebabkan kebingungan dan rasa frustasi pada lawan bicara. 

Gibson menambahkan, bahkan hubungan yang paling kuat sekalipun akan rusak jika teknik komunikasi ini dilakukan secara berulang-ulang. 

4. Kalimat “Sudah Kubilang!’

Membuat pernyataan menghakimi seperti “Sudah kubilang” atau “Nah kan, kubilang juga apa” dapat memicu kemarahan dan rasa frustasi. 

Gibson berpendapat bahwa kalimat ini menyiratkan bahwa seseorang tidak mendengarkan atau menghargai nasihat dan akan semakin memperburuk situasi. 

Kalimat seperti ini hanya akan membuat individu merasa disalahkan.

5. Tuduhan 

Menyalahkan atau mengkritik kesalahan orang lain dapat menyebabkan ledakan emosional dan menciptakan keretakan dalam hubungan. 

Tuduhan sering menimbulkan reaksi defensif dan meningkatkan konflik. Gibson menyarankan anda untuk fokus pada pemahaman dan solusi masalah alih-alih menyalahkan. 

Perlu diingat bahwa komunikasi yang baik dan efektif adalah proses yang berkesinambungan. Hubungan yang sukses membutuhkan upaya terus menerus untuk mempertahankan percakapan yang terbuka dan jujur. Terutama ketika tengah menghadapi konflik.