Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

MOSKOW- Ada iming-iming menarik bagi pasukan Rusia. Siapa yang pertama bisa menghancurkan tank Leopard atau M1 Abrams yang dikirim ke Ukraina akan mendapat hadiah hingga sekitar Rp 1 Miliar.

Sayembara itu dikeluarkan oleh Fores. Sebuah perusahaan berbasis di Ural yang membuat proppant untuk industri energy. Tidak jelas maksud sayembara tersebut. Apakah sekadar memberikan motivasi kepada prajurit Rusia atau memang ingin mendapatkan teknologi sensitive di dua main battle tank tersebut.

Dalam pengumuman yang dikutip Reuters 30 Januari 2023 Fores mengatakan uang tunai sebesar 5 juta rubel atau sekitar Rp1 miliar (kurs Rp213)  akan diberikan kepada penghancur tank pertama. Sementara untuk tank-tank selanjutnya yang dihancurkan akan diberi imbalaan 500.000 rubel atau sekitar Rp107 juta .

Perusahaan itu juga akan memberi hadiah 15 juta rubel atau sekitar Rp3,2 miliar untuk jet tempur buatan Barat yang ditembak jatuh. Seandainya mereka nantinya benar-benar dikirim ke Ukraina. Sejauh ini Amerika, Jerman, dan Prancis menolak untuk mengirimkan pesawat tempur.

Seperti diketahui Amerika Serikat, Jerman, dan beberapa negara Eropa lainnya bersiap untuk mengirim puluhan tank tempur canggih ke Kyiv selama beberapa bulan ke depan. Kebanyakan dari mereka adalah Leopard 2. 

Ukraina mengklaim negara-negara Barat akan mengirimkan hingga 321 tank ke Ukraina. Namun tidak ada rincian dari mana saja tank itu akan datang. Sejauh ini Amerika telah menjanjikan 31 tank M1 Abrams dan Jerman setuju untuk mengirim 14 Leopard 2 A6. Sebelumnya Inggris telah menjanjikan 14 tank Challenger 2. Sementara Polandia telah meminta persetujuan dari Jerman untuk mentransfer beberapa Leopard 2 buatan Jerman ke Ukraina.

Kapan tank akan tiba di Ukraina masih belum jelas. Terlebih M1 Abrams akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa dikirim. Hal ini karena Amerika harus memodifikasi secara berat tank yang akan dikirimkan. Bahkan ada laporan Amerika memilih untuk membangun tank yang baru daripada mengambil dari penyimpanannya. Ini karena banyak tenkologi sensitive yang digunakna oleh Abrams versi Amerika. Terutama keberadaan lapis baja depleted uranium yang tidak boleh diekspor ke negara manapun.

Rusia telah mengeluarkan kecaman tentang langkah negara-negara NATO mengirimkan tank. Juru bicara Kremlin mengatakan mereka akan membakar semua tank bantuan barat setelah tiba di Ukraina. Menanggapi ancaman itu juru bicara Pentagon Jenderal Pat Ryder tidak kaget. “ Rusia sudah berulang kali mengeluarkan ancaman tersebut,” katanya.

Bradley Mulai Dikirim

Sementara itu lebih dari 60 kendaraan tempur Bradley telah diberangkatkan dari Amerika minggu lalu menuju Ukraina. Kendaraan tersebut sebagai bagian dari paket bantuan militer terbaru senilai US$2,5 miliar yang diumumkan oleh pemerintahan Biden awal Januari 2023.

Letnan Kolonel Rebecca D’Angelo, komandan Batalyon Transportasi 841 yang mengawasi pengiriman tersebut mengatakan Bradley adalah kendaraan yang sangat kuat yang disediakan untuk Ukraina. “Bradley akan meningkatkan kemampuan kepada ukraina untuk mendapat kemajuan di medan perang dan mendapatkan kembali wilayah yang hilang,” katanya. 

Selain Bradley Amerika juga telah mengirimkan 90 kendaraan tempur Stryker, sekitar 1.700 Humvee, puluhan kendaraan antisergap anti ranjau, dan kendaraan lapis baja lainnya. Selain Amerika Jerman juga mengirimkan kendaraan tempur Marder dan Prancis mengirimkan tank ringan AMX-10RC.

Bantuan Baru

Kabar baru yang cukup mengejutkan adalah Amerika Serikat saat ini sedang menyiapkan bantuan militer senilai lebih dari US$2 miliar untuk Ukraina yang diperkirakan akan mencakup roket jarak jauh. Jika benar ini akan menjadi pertama kalinya amunisi jenis ini akan diberikan.

Mengutip sumber pertahanan Reuters melaporkan bantuan tersebut diharapkan akan diumumkan minggu ini.  Bantuan juga mencakup peralatan pendukung untuk sistem pertahanan udara Patriot, amunisi presisi dan senjata anti-tank Javelin.

Rudal yang dikirimkan kemungkinan Ground Launched Small Diameter Bomb (GLSDB) yang memiliki jangkauan 150 km. Amerika sebelummya telah menolak permintaan Ukraina untuk rudal Army Tacticcal missile system dengan memiliki jangkauan 300 km.

Dengan kisaran GLSDB, memungkinkan Ukraina mencapai target yang berada di luar jangkauan mereka selama ini. GLSDB dipandu GPS dapat mengalahkan beberapa gangguan elektronik, dapat digunakan dalam segala kondisi cuaca, dan dapat digunakan melawan kendaraan lapis baja.

Bom GBU-39, yang akan berfungsi sebagai hulu ledak GLSDB, memiliki sayap lipat kecil yang memungkinkannya meluncur lebih 100 km jika dijatuhkan dari pesawat dan mengenai sasaran berdiameter sekecil 1 meter .