AMERIKA
Ekonomi Global

Bisa Picu Penurunan Pasar Saham, AS Diramal Bakal Resesi Akhir Tahun

  • Pelemahan ekonomi dan badai PHK membuat Amerika diramalkan bakal mengalami resesi pada akhir tahun ini.

Ekonomi Global

Rizky C. Septania

WASHINGTON - Amerika  Serikat(AS)  diramalkan bakal mengalami resesi pada akhir tahun ini. Hal ini diungkapkan oleh Gary Shilling,  pakar Wall Street – yang merupakan salah satu investor pada pertengahan tahun 2000-an.

Mengutip wawancara yang dilansir dari Bussniness Insider, Shilling  mengatakan dia melihat resesi akan terjadi pada akhir tahun karena pasar kerja terus melemah.

Tak sampai di situ, resesi bahkan berpotensi embuat pasar saham menjadi anjlik ahun ini. "Resesi bisa menjadi pukulan terakhir terhadap reli pasar saham yang dipicu oleh terlalu percaya diri investor, sehingga menyebabkan saham anjlok sebanyak 30%," kata Shilling dikutip TrenAsia.com Selasa, 7 Mei 2024.

Lebih lanjut, Shilling menunjuk pada kenaikan aset berisiko baru-baru ini, seperti saham dan mata uang kripto. Hal ini merupakan tanda bahwa pasar akan melemah, terutama ketika krisis mulai terjadi.

"Anda melihat semua jenis spekulasi yang kita miliki di luar sana, ini merupakan indikasi dari terlalu percaya diri, dan hal itu biasanya dikoreksi dan dikoreksi dengan kekerasan," katanya.

Ekonomi Melemah

Shilling menambahkan Perekonomian Amerika telah menunjukkan tanda-tanda pelemahan karena tingginya suku bunga. Pasar tenaga kerja melemah, dengan tingkat pengangguran mendekati level tertinggi dalam dua tahun pada bulan Maret.

Sementara itu, tingkat berhenti kerja merosot menjadi sekitar 2% pada bulan Maret. Ini menjado sebuah tanda bahwa para pekerja menyadari kondisi perekrutan yang sulit dan kurang bersedia untuk meninggalkan pekerjaan mereka dibandingkan sebelumnya.

"Pasar kerja, misalnya, jelas tergelincir karena perusahaan-perusahaan menunda perekrutan," kata Shilling.

Shilling yakin perusahaan telah mempekerjakan lebih banyak pekerja daripada yang mereka butuhkan karena kekurangan tenaga kerja yang berdampak buruk bagi pemberi kerja selama pandemi.

"Para pengusaha ingin mempertahankan tenaga kerja mereka dan bahkan menambah jumlah tenaga kerja mereka, karena mereka berpikir bahwa segala sesuatunya akan menjadi ketat selamanya. Ya, kondisi tersebut tidak selamanya ketat. Pertumbuhan ekonomi telah menurun, para pengusaha justru menguranginya," ujar Shilling.

Badai PHK Masih Jadi Momok

Shilling memperkirakan PHK akan meningkat pada akhir tahun ini. Adapun tingkat pengangguran mencapai puncaknya pada 5%-7% seiring dengan melemahnya perekonomian.

Ia menambahkan, kehilangan pekerjaan bisa berdampak buruk bagi orang Amerika. Ini menjadi semakin sult karena ada tanda-tanda bahwa banyak negara mungkin berada dalam kondisi keuangan yang lebih buruk dibandingkan beberapa tahun yang lalu.

Menurut perkiraan ekonom Fed San Francisco, sebagian konsumen mungkin menghabiskan sisa tabungan mereka akibat pandemi pada bulan Maret,

Sementara itu, sejumlah indikator resesi telah memberikan peringatan terhadap perekonomian selama berbulan-bulan. Kurva imbal hasil Treasury 2-10, yang merupakan ukuran resesi paling terkenal di pasar obligasi, telah menandakan penurunan sejak Juli 2022.

Indeks Ekonomi Utama Conference Board yang merupakan ukuran kekuatan ekonomi lainnya juga  turun pada bulan April, meskipun ukuran tersebut belum ditetapkan sebagai anda resesi.

“Ketika Anda mulai melihat kelemahan dalam indikator-indikator ini dan penurunan nyata dalam bisnis bisa terjadi dalam waktu yang lama dan bervariasi, namun indikator-indikator tersebut cukup dapat diandalkan, dan saya pikir taruhan yang aman adalah resesi akan dimulai pada akhir tahun ini jika kita tidak melakukannya. sudah ada di dalamnya," kata Shilling.