pipa_gas_1721277041.jpg
Energi

Bisa Tekan Impor LPG, Bagaimana Nasib Jargas?

  • Adapun beberapa daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Natuna, Kalimantan Timur, Sumatra, Papua, Jawa Barat, dan Kepulauan Riau. Eksplorasi gas alam terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi domestik.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah berusaha melakukan berbagai upaya untuk menekan pertumbuhan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan mengalihkan ke energi alternatif.

Tujuan akhirnya untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Hal ini perlu dilakukan agar dapat meningkatkan fuel security of supply, tercapainya keseimbangan bauran energi (energy mix), dan menurunkan subsidi.

Di sisi lain, cadangan minyak bumi di Indonesia kian menipis. Produksinya pun cenderung menurun dari tahun ke tahun. Selain itu, harga minyak bumi cenderung naik hingga pernah menyentuh level di atas US$100 per barel. Hal ini mengakibatkan beban subsidi untuk energi bisa membengkak.

Maka, dengan kondisi menipisnya sumber daya minyak dan masih banyaknya sumber daya gas, fokus pada pemanfaatan gas bumi melalui jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga perlu digenjot.

Sejauh ini pasokan gas rumah tangga telah tersebar di seluruh Indonesia dan dikelola oleh perusahaan plat merah atau BUMN bersama beberapa pemain migas dunia. Dari mana saja pasokan gas untuk memasok jargas rumah tangga?

Mengutip Laporan Jaringan Gas Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM di kota Tarakan, Kalimantan Utara dan Palembang pasokan gas disupply oleh Medco E&P Indonesia, lalu di Depok, Bekasi. Prabumulih dan Cirebon dipasok oleh Pertamina EP.

Sedangkan untuk daerah Jawa Timur seperti Surabaya dan Sidoarjo dipasok oleh Lapindo Brantas. Sengkang memperoleh pasokan gas oleh Energy Equity. Sedangkam rusun Jabodetabek dipasok oleh PGN dan Pertamina EP. Wilayah Bontang di pasok oleh Inpex Co.

Adapun beberapa daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Natuna, Kalimantan Timur, Sumatra, Papua, Jawa Barat, dan Kepulauan Riau. Eksplorasi gas alam terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi domestik.

Kondisi Jargas Rumah Tangga Saat Ini

Pemerintah menargetkan pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) dapat mencapai 2,5 juta sambungan rumah (SR) pada tahun 2024. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan rencana awal yang ditargetkan sebesar 4 juta SR.

Menteri ESDM periode 2019-2024 Arifin Tasrif mengatakan penurunan tersebut mempertimbangkan progres pembangunan jargas yang sudah berjalan sampai sekarang ini. Adapun hingga saat ini, jargas yang terbangun baru sekitar 800 ribuan SR.

Oleh sebab itu, pemerintah akan kembali menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya tidak digunakan lagi. Kemudian, pemerintah juga akan mendorong badan usaha swasta (Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha/KPBU) untuk terlibat dalam penyediaan infrastruktur jargas rumah tangga.

Dengan demikian, pemerintah akan merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Gas Bumi Melalui Jaringan Transmisi dan/atau Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil.

Sampai dengan semester 1-2024 PGN telah melayani 3.154 pelanggan industri dan komersial, 2.017 pelanggan kecil dan 816.063 pelanggan rumah tangga.