Bisa Tekan Kredit Macet di Bawah 0,3 Persen, Ini Rahasia Sukses Akseleran
Saat ini rasio non performing loan (NPL) Akseleran secara keseluruhan merupakan salah satu yang terendah di dalam industri fintech P2P lending dalam negeri.
JAKARTA – Entitas financial technology peer-to-peer lending PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) berhasil menekan rasio kredit macet di bawah 0,3% dari total penyaluran pinjaman usaha secara keseluruhan per September 2020.
Chief Risk Officer Akseleran Ganda Rusli mengatakan, capaian ini membaik dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Adapun realisasi wanprestasi pembayaran dari total penyaluran pinjaman per akhir 2019 pada platform pinjaman online ini berada di angka 0,7%.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Bahkan, ia menyatakan saat ini rasio non performing loan (NPL) Akseleran secara keseluruhan merupakan salah satu yang terendah di dalam industri fintech P2P lending dalam negeri.
“Sedangkan posisi per September 2020, TKB90 Akseleran sebesar 97,5 persen. Mengalami perbaikan dari bulan Februari 2020, TKB90 Akseleran ada di 96,3 persen,” ujarnya kepada TrenAsia.com, Senin 12 Oktober 2020.
Resep Tekan NPL di Tengah Pandemi
Untuk memitigasi risiko kredit macet, Ganda menyampaikan, Akseleran melakukan pengetatan dalam penilaian kredit terhadap calon peminjam (borrower). Termasuk melakukan penilaian menyeluruh terkait dampak COVID-19 terhadap bisnis mereka.
Selain itu, Ganda bilang pihaknya juga aktif dalam pemantauan portofolio. Hal itu diikuti oleh adanya penerapan asuransi kredit yang berkelanjutan.
“Kami terus menerus belajar dari pengalaman sebelumnya untuk selalu konsisten meningkatkan kualitas kredit di Akseleran,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa terdapat pendekatan khusus terhadap calon borrower di masa pandemi ini. Pihaknya melakukan peningkatan credit underwriting standard, dimana Akseleran akan lebih memilih untuk membiayai invoice financing dibandingkan receivable financing.
Menurutnya, fokus Akseleran dalam penyaluran kredit terhadap invoice financing, dapat memperkecil risiko gagal bayar. Hal ini dapat dilihat outstanding dan penyaluran invoice financing di Akseleran lebih besar daripada PO financing.
“Artinya mitigasi risiko yang baru tersebut sudah terimplementasi dengan baik,” tutup Ganda.