admiral kuznetsov.jpg
Tekno

Bisakah Kapal Induk Rusia Ini Keluar dari Kutukan?

  • Satu-satunya kapal induk Rusia, Admiral Kuznetsov telah meninggalkan drydock atau dok kering. Ini kabar baik sebuah kapal yang dilanda nasib sial selama puluhan tahun.

Tekno

Amirudin Zuhri

MOSKOW-Satu-satunya kapal induk Rusia, Admiral Kuznetsov telah meninggalkan drydock atau dok kering. Ini kabar baik  sebuah kapal yang dilanda nasib sial selama puluhan tahun. 

Tapi tidak ada yang pasti dengan kapal perang ini. Kapal induk itu berada di tahun keenam dari reparasi empat tahun yang direncanakan. Dan  para pejabat mengatakan kapal itu tidak akan layak laut sampai tahun 2024. 

Upgrade seharusnya menambah umur kapal 10-15 tahun lagi . Kapal induk itu telah selamat dari kebakaran, banjir, tabrakan, tenggelamnya drydock, kecelakaan pesawat, dan beberapa hal lain lagi. Tampaknya masalah yang dialami Kuznetsov melebihi  yang dialami gabungan 11 kapal induk  Angkatan Laut Amerika.

Pada 21 Februari 2023 United Shipbuilding Corporation mengumumkan bahwa Admiral Kuznetsov akhirnya ditarik keluar dari dok.  Itu berita bagus untuk Angkatan Laut Rusia. Tetapi  proses reparasi dimulai pada 2017 dan seharusnya selesai pada 2020.

Reparasi itu dimaksudkan untuk mengganti empat dari delapan boiler bertekanan turbo kapal, dan membarui empat yang lain. Peningkatan operasi penerbangan termasuk lapisan dek bar, hanggar yang lebih besar, dan perlengkapan penangkap pesawat baru.

Perbaikan suite perlindungan diri kapal seharusnya mencakup pertahanan udara baru. Pembaruan elektronik seharusnya mencakup peperangan elektronik baru, sistem komunikasi, intelijen, navigasi, dan kompleks kontrol tempur yang lebih mumpuni.

Tetapi   pada akhirnya United Shipbuilding Corporation hanya mendapat setengah dari anggaran yang direncanakan awal yakni sebesar US$866 juta. Itu adalah kabar buruk untuk proses reparasi.

Admiral Kuznetsov adalah satu-satunya kapal induk Rusia. Kapal itu mulai dibangun di galangan kapal Soviet di Nikolayev pada April 1982. Di  tempat yang sekarang bernama Mykolaiv di Ukraina. 

Kapal induk itu akhirnya selesai pada tahun 1991.  Sayangnya untuk kapal tersebut, Uni Soviet hanya memiliki beberapa bulan tersisa sebelum secara resmi dibubarkan pada Desember 1991.

Dengan berat 58.000 ton, Kuznetsov lebih kecil dan lebih ringan dari pesaingnya dari Amerika. Kapal ini dirancang untuk mengoperasikan sayap udara yang  terdiri dari 24 pesawat tempur dan enam helicopter. Setengah dari kekuatan  udara kapal induk kelas Ford. Sayap udara Su-33, MiG-29K, dan Su-25 yang menua juga secara teknologi semakin jauh di belakang angkatan udara Barat.  Namun kapal dilengkapi dengan 12 rudal anti-kapal P-700 Granit yang besar. Ini  memberikan kekuatan serangan yang luar biasa bahkan tanpa pesawatnya terbang.

 Kuznetsov secara resmi diklasifikasikan sebagai  penjelajah penerbangan berat. Tetapi sebutan ini juga memiliki alasan sendiri. Konvensi Montreux yang memberi otoritas Turki atas Selat Bosphorus melarang transit kapal induk. Itu menimbulkan masalah karena kapal itu dibangun di Laut Hitam dan  tidak boleh terjebak di sana.  Untuk mengatasi masalah ini, Uni Soviet hanya mengubah klasifikasi jenis kapal. Tetapi sekarang Turki tetap menganggap Kuznetsov sebagai kapal induk hingga tidak boleh masuk Laut Hitam.

Sejarah Suram

Kapal ini memiliki sejarah suram. Bahkan sejumlah pihak mengatakan sebagai kapal terkutuk. Federasi Rusia mewarisi Kuznetsov setelah runtuhnya Uni Soviet. Kapal menghabiskan sebagian besar tahun 1991–2015 di pelabuhan. Ini  karena Rusia tidak mampu membayar biaya perawatannya. Selama sekita 24 tahun kapal itu hanya enam melaut  kali. Pada tahun 2016 Kuznetsov dan pengawalnya mencapai Suriah untuk melakukan operasi  mendukung pemerintah Suriah. Kapal kembali ke Rusia pada 2017 untuk program peningkatan.

Sepanjang hidupnya, Kuznetsov telah melihat kesialannya. Pada tahun 2009 di lepas pantai Turki kapal mengalmai  kebakaran yang  menewaskan satu awak kapal. Pada 2012, dia mogok di Teluk Biscay, lepas pantai Prancis. Ini memaksa kapal tunda menariknya.

Kemudian pada tahun 2016 saat misi tempur di Suriah,   Admiral Kuznetsov kehilangan dua pesawat yakni   MiG-29K dan Su-33. Dalam kedua kasus tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi kapal yang buruk.

Ketika kapal kemudian ditambahkan ke pelabuhan, semua orang pasti berpikir dia tidak akan memunculkan masalah. Faktanya tidak. Pada tahun 2018, dok kering apung PD-50 tenggelam tepat saat Kuznetsov ada di  bawahnya. Derek seberat 70 ton runtuh membuat lubang selebar 16 kaki di sisi lambung. Pada 2019, kebakaran menewaskan dua pekerja konstruksi. Dan pada Desember 2022, kebakaran kembali terjadi di atas kapal.

Tetapi Rusia enggan untuk mempensiunkan kapal ini.  Dan meskipun di masa lalu telah mengumumkan rencana besar untuk membangun kapal baru, tidak ada yang datang hingga hari ini.

Pada akhirnya, jika Kuznetsov berhasil mencapai tahun 2040, itu akan menjadi keajaiban. Tetapi jika peristiwa baru-baru ini merupakan indikasi, Rusia benar-benar kehabisan keajaiban.