Bisakah Serbuk Sari di Udara Meningkatkan Risiko Penyebaran SARS-CoV-2? Ini Penjelasannya
Bisakah serbuk sari di udara meningkatkan risiko penyebaran SARS-CoV-2? Ini penjelasannya
Tekno
JAKARTA – Para peneliti menyebutkan bahwa tampaknya ada korelasi antara konsentrasi tinggi serbuk sari di udara dengan tingginya tingkat infeksi SARS-CoV-2 yang merupakan virus penyebab COVID-19.
Dikutip dari laman Medical News Today, dua ahli fisika dan para peneliti dari University of Nicosia di Siprus mengklaim bahwa aturan jaga jarak fisik yang dirancang untuk mencegah penyebaran COVID-19 justru tidak memadai untuk orang yang berada di luar ruangan did ekat sumber serbuk sari seperti pohon dan rumput.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
Para peneliti di University of Nicosia di Siprus memodelkan penyebaran serbuk sari dari pohon willow melalui kerumunan orang di dekatnya, masing-masing berdiri setidaknya 2 meter, dengan kecepatan angin 4 kilometer per jam.
Model tersebut mensimulasikan pergerakan 10.000 butir serbuk sari individu melalui kelompok yang terdiri dari 11 atau 97 orang sekitar 20 meter dari pohon.
Para ilmuwan menemukan bahwa kerumunan orang yang lebih besar untuk sementara menjebak aliran udara dan serbuk sari yang dibawanya. Ini akan memiliki efek meningkatkan kontak potensial antara butiran serbuk sari dan tetesan kecil air liur yang dihasilkan ketika orang berbicara, batuk, dan sebagainya.
Dengan asumsi bahwa virus dapat menumpang pada butiran serbuk sari, hasilnya menunjukkan bahwa serbuk sari dapat membawa virus dari satu orang ke orang lain dalam kerumunan.
Para ilmuwan menemukan bahwa kerumunan orang yang lebih besar untuk sementara menjebak aliran udara dan serbuk sari yang dibawanya. Ini akan memiliki efek meningkatkan kontak potensial antara butiran serbuk sari dan tetesan kecil air liur yang dihasilkan ketika orang berbicara, batuk, dan sebagainya.
Dengan asumsi bahwa virus dapat menumpang pada butiran serbuk sari, hasilnya menunjukkan bahwa serbuk sari dapat membawa virus dari satu orang ke orang lain dalam kerumunan.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
Para ilmuwan menemukan bahwa kerumunan orang yang lebih besar untuk sementara menjebak aliran udara dan serbuk sari yang dibawanya. Ini akan memiliki efek meningkatkan kontak potensial antara butiran serbuk sari dan tetesan kecil air liur yang dihasilkan ketika orang berbicara, batuk, dan sebagainya.
Dengan asumsi bahwa virus dapat menumpang pada butiran serbuk sari, hasilnya menunjukkan bahwa serbuk sari dapat membawa virus dari satu orang ke orang lain dalam kerumunan.