Bisnis Batu Bara dan Tambang Emas Membaik Awal 2021, Laba Bersih United Tractors Naik
Emiten konstruksi pertambangan Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) mengumumkan laporan keuangan konsolidasian periode kuartal I-2021. Perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih meskipun total pendapatan tergelincir dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020.
Korporasi
JAKARTA – Emiten alat berat konstruksi pertambangan Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) mengumumkan laporan keuangan konsolidasian periode kuartal I-2021. Perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih meskipun total pendapatan tergelincir dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020.
Melansir laporan keuangan yang diunggah UNTR melalui laman resminya, pendapatan bersih perseroan selama kuartal pertama tahun ini sebesar Rp17,9 triliun atau turun sekitar 2% dari periode yang sama tahun lalu Rp18,3 triliun.
Kendati begitu, beban penjualan, beban keuangan, serta beban lain-lain kompak turun selama periode awal tahun ini. Hal tersebut membuat laba bersih perseroan meningkat 2% year-on-year (yoy) menjadi Rp1,9 triliun dari sebelumnya Rp1,8 triliun.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Segmen usaha kontraktor penambangan memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan bersih konsolidasian yakni sebesar 39%. Kemudian disusul segmen mesin konstruksi sebanyak 24%.
Sedangkan, segmen lainnya seperti pertambangan batu bara, pertambangan emas serta industri konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 22%, 13% dan 2% kepada keseluruhan pendapatan perseroan kuartal pertama tahun ini.
Segmen Usaha Kontraktor Penambangan
Segmen usaha kontraktor penambangan dioperasikan oleh anak usaha UNTR, PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan Maret 2021, segmen ini membukukan pendapatan bersih sebesar Rp7,0 triliun atau turun 15% dari Rp8,2 triliun pada periode yang sama pada tahun 2020.
PAMA mencatat penurunan volume produksi batu bara sebesar 4% dari 28,0 juta ton menjadi 26,9 juta ton. Selain itu, volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) juga turun 10% dari 212,7 juta bcm menjadi 191,0 juta bcm.
Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Segmen usaha ini mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 12% menjadi 688 unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 617 unit.
Sementara, pendapatan perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat mengalami penurunan sebesar 7% menjadi sebesar Rp1,6 triliun.
Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar (market leader) alat berat, dengan pangsa pasar domestik mencapai 22%.
Penjualan UD Trucks mengalami peningkatan dari 73 unit menjadi 129 unit, dan penjualan produk Scania naik dari 64 unit menjadi 126 unit. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha mesin konstruksi tak banyak berubah dari triwulan pertama tahun 2020 yaitu sebesar Rp4,3 triliun.
Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara
PT Tuah Turangga Agung (TTA) merupakan entitas UNTR yang mengoperasikan segmen usaha ini. Sampai dengan Maret 2021, total penjualan batu bara mencapai 3,7 juta ton, termasuk 849 ribu ton batu bara kokas.
Angka tersebut meningkat 17% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebesar 3,2 juta ton. Sejalan dengan peningkatan penjualan batu bara, pendapatan segmen usaha pertambangan batu bara ikut melonjak 18% menjadi Rp4,0 triliun.
Segmen Usaha Pertambangan Emas
Segmen usaha berikut ini dipimpin oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sampai dengan Maret 2021, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 95,3 ribu ons.
Capaian tersebut naik tipis sekitar 1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebanyak 94,8 ribu ons. Segmen usaha pertambangan emas membukukan pendapatan bersih sebesar Rp2,2 triliun atau naik 15% dari Rp2,0 triliun.
Segmen Usaha Industri Konstruksi
PT Acset Indonusa Tbk (ACST) merupakan pihak yang fokus menjalankan segmen usaha industri konstruksi. Sampai dengan Maret 2021, segmen ini membukukan pendapatan bersih Rp380 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp475 miliar.
ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp80 miliar yang disebabkan oleh perlambatan pekerjaan beberapa proyek yang sedang berlangsung sekaligus berkurangnya kontrak baru yang diperoleh akibat dampak pandemi COVID-19.
Segmen Usaha Energi
PT Bhumi Jati Power (BJP) yang 25% sahamnya dimiliki oleh anak perusahaan perseroan saat ini sedang membangun pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2×1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah.
Sampai dengan akhir Maret 2021, progres pembangunan konstruksi proyek ini telah mencapai 98%. BJP merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha perseroan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc. (SKO)