<p>Ilustrasi industri pertambangan. / Pixabay</p>
Industri

Bisnis Batu Bara Kian Tidak Pasti, Indika Energy Kembali Terbitkan Obligasi Global Rp11,05 Triliun

  • JAKARTA – Perusahaan milik konglomerat Sudwikatmono, PT Indika Energy Tbk (INDY) berencana menerbitkan surat utang global (global bond) US$750 juta setara Rp11,05 triliun (kurs Jisdor Rp14.738 per dolar AS). Surat utang ini bakal diterbitkan melalui anak usaha Indika Energy di Singapura, yakni Indika Energy Capital IV Pte Ltd. Manajemen Indika Energy menjelaskan, hasil emisi akan […]

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Perusahaan milik konglomerat Sudwikatmono, PT Indika Energy Tbk (INDY) berencana menerbitkan surat utang global (global bond) US$750 juta setara Rp11,05 triliun (kurs Jisdor Rp14.738 per dolar AS). Surat utang ini bakal diterbitkan melalui anak usaha Indika Energy di Singapura, yakni Indika Energy Capital IV Pte Ltd.

Manajemen Indika Energy menjelaskan, hasil emisi akan digunakan untuk mempercepat pelunasan obligasi global anak usaha yang jatuh tempo pada 2022 dan 2023. Total surat utang jatuh tempo pada 2022 senilai US$265 juta dengan bunga tetap 6,875% per tahun. Sedangkan surat utang jatuh tempo pada 2023 sebesar US$500 juta dengan bunga 6,375% per tahun.

“Di samping itu, perseroan atau secara tidak langsung melalui anak perusahaannya dapat melakukan ekspansi usaha atau diversifikasi usaha ke sektor nonbatu bara,” tulis Manajamen Indika Energy dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 23 Oktober 2020.

Tenor obligasi global ini sendri telah ditetapkan paling lama 7 tahun atau jatuh tempo pada 2027. Tingkat kupon bunga ditetapkan maksimum 9,75% per tahun.

Namun sebelum menerbitkan obligasi tersebut, perseroan berniat meminta persetujuan pemegang saham terlebih dahulu mengingat transaksi ini bersifat material atau 77,5% dari ekuitas perseroan yang saat ini senilai US$946,62 juta.

Rencananya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) bakal diselenggarakan pada 26 Oktober 2020. Sementara hasilnya bakal disampaikan melalui surat kabar pada 28 oktober 2020.

“Dengan pertimbangan bahwa, adanya ketidakpastian atas perkembangan harga batu bara di masa yang akan datang, perseroan berharap agar penerbitan surat utang dapat menjaga likuiditas dan posisi kas perseroan.,” tulis surat itu.

Surat Utang Lima Tahun

Baru-baru ini, Indika Energy Capital IV Pte Ltd yang merupakan anak usaha Indika Energy Capital Pte Ltd juga sempat mengumumkan penerbitan surat utang global senilai US$450 juta. Angka ini setara Rp6,65 triliun (kurs Jisdor Rp14.780 per dolar AS).

Jangka waktu jatuh tempo surat utang itu ditetapkan pada 2025 atau lima tahun ke depan dengan tingkat bunga 8,25%.

Direktur Indika Energy Retina Rosabai menerangkan, sebagian dana obligasi ini bakal digunakan untuk pembayaran utang perseroan yang bakal jatuh tempo dalam waktu dekat. Pembayaran utang pertama sebesar US$265 juta dengan waktu jatuh tempo pada 2022. Selanjutnya, utang senilai Rp285 juta yang jatuh tempo pada 2023.

“Dan pendanaan rencana perseroan untuk melakukan ekspansi kegiatan usaha nonbatu bara,” terang Retina dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa 20 Oktober 2020.

Perjanjian pembelian obligasi ini telah ditandatangani oleh para penjamin dan pembeli pada 15 Oktober 2020. Mereka yang bakal membeli surat utang itu antara lain, Standard Chartered Bank (Singapore) Limitid, Mandiri Securities Pte. Ltd dan Duetscha Bank AG cabang Singapura.

Sebagaimana diketahui, sebagian besar saham Indika Energy sendiri masih dikuasai oleh trah konglomerat Sudikatmono. Berdasarkan laporan keuangan perseroan terbaru, pemegang saham mayoritas INDY masih dipegang oleh PT Indika Investindo dengan kepemilikan 37,79%. Disusul oleh PT Teladan Resources dengan kepemilikan 30,65%. Lalu investor publik dengan total kepemilikan 31,56%.

Agus Lasmono Sudwikatmono yang merupakan anak bungsu dari Sudwikatmono memiliki saham mayoritas di Indika Inti Investindo. Pada 2019, Agus Lasmono sempat diganjar sebagai salah satu anak muda terkaya versi Forbes dengan kekayaan mencapai Rp7,78 triliun rupiah.