Bisnis Hotel dan Konstruksi Tertekan, Rugi Surya Internusa Makin Bengkak 2.336 Persen Jadi Rp197,87 Miliar
JAKARTA – Emiten properti dan konstruksi PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) harus rela menelan rugi bersih Rp197,87 miliar di kuartal III-2020. Nilai kerugian ini jauh lebih dalam 2.336% dibandingkan dengan kerugian periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,12 miliar. Pun demikian dengan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) perseoran yang hanya mencatatkan nilai […]
Industri
JAKARTA – Emiten properti dan konstruksi PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) harus rela menelan rugi bersih Rp197,87 miliar di kuartal III-2020. Nilai kerugian ini jauh lebih dalam 2.336% dibandingkan dengan kerugian periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,12 miliar.
Pun demikian dengan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) perseoran yang hanya mencatatkan nilai Rp40 miliar. Amblas 86,4% dari perolehan EBITDA kuartal III-2019 senilai Rp291 miliar.
Presiden Direktur Surya Semesta Internusa Johannes Suriadjaja menjelaskan, kerugian ini terjadi lantaran tergerusnya pendapatan perseroan pada kuartal III-2020 yang hanya Rp2,12 triliun. Jumlah itu menyusut 23,3% dibandingkan dengan pendapatan konsolidasi pada kuartal III-2019 yang mencapai Rp2,77 triliun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Penurunan terparah terjadi pada segmen perhotelan yang anjlok 70,6% dari Rp603 miliar menjadi Rp178 miliar. Disusul segmen konstruksi yang amblas 12,5% dari Rp1,91 triliun menjadi Rp1,67 triliun.
Properti Naik
Sebaliknya, segmen properti justru meningkat 8% dari Rp258 miliar pada kuartal III-2019 menjadi Rp279 miliar di kuartal III-2020.
“Ini driven mainly (utamanya didorong) karena membukukan land sales (penjualan lahan) yang lebih tinggi di 2020 ini,” terang Johnson dalam konferensi pers virtual, Rabu, 11 November 2020.
Seiring dengan penurunan pendapatan ini, beban langsung perseroan juga turut menciut dari Rp2,09 triliun menjadi hanya Rp1,78 triliun. Beban penjualan menjadi indikator beban yang turun paling drastis dari Rp47,74 miliar menjadi Rp22,54 miliar.
Dari sisi likuiditas, SSIA juga mencatatkan penurunan aset dari Rp8,09 triliun menjadi Rp7,77 triliun. Nilai tersebut terdiri dari aset lancar Rp3,34 triliun dan aset tidak lancar Rp4,43 triliun.
Namun dari neraca keseimbangan, likuiditas perseroan masih terbilang cukup aman dengan liabilitas Rp3,55 triliun. Sementara ekuitas perusahaan Rp4,21 triliun.
Meski begitu, Johnson memprediksi bahwa kinerja keuangan SSIA saat ini akan terus tertekan hingga akhir tahun. Kemungkinannya, pandemi COVID-19 bakal menekan pendapatan perseroan pada akhir tahun hingga turun jauh lebih dalam menjadi 30%.
“Dan net profit yang mestinya naik 200% sekarang jadi turun 200%,” pungkas dia. (SKO)