Wakil Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Immanuel Ebenezer didampingi Head og Region Gojek Gede Manggala saat berdiskusi dengan mitra driver dalam acara kopdar di Kantor Gojek Kemang Timur, Selasa 10 Desember 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Bisnis Ini Senjata Utama GOTO di 2025, Begini Proyeksi dan Target Sahamnya

  • GOTO diproyeksikan memulai langkah besar pada lini bisnis fintech untuk mendorong pertumbuhan pada 2025. Selain itu, aksi buyback saham perseroan juga menjadi katalis utama pendongkrak nilai emiten.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah naik lebih dari 15% sepanjang tahun ini. Penguatan ini didorong oleh berbagai langkah nyata yang diambil perseroan, yang dapat mendorong kinerja keuangan yang prudent.

Tak mengherankan, konsensus yang dihimpun Bloomberg dari 24 analis merekomendasikan untuk membeli saham GOTO, 9 analis merekomendasikan untuk menahan, tanpa ada yang merekomendasikan jual. Target harga saham GOTO diperkirakan mencapai Rp87 per saham dalam 12 bulan ke depan. 

Nah, salah satu strategi GOTO tahun ini adalah mengembangkan lini bisnis financial technology (fintech). Pasalnya, pada September 2024, nilai penyaluran pinjaman konsumen dari Buy Now Pay Later (BNPL) dan pinjaman tunai diperkirakan mencapai Rp4,3 triliun, naik tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp1,4 triliun.

Analis Maybank, Hussaini Saifee dan Etta Rusdiana Putra, dalam riset bertajuk Asean Internet, 2025 Outlook: Robust Fintech Drives Sustained Growth, menjelaskan bahwa mereka tetap optimistis terhadap prospek perusahaan teknologi seperti GOTO, Grab, dan SE (induk Shopee).

Meskipun ada persaingan ketat di segmen e-commerce dan tantangan daya beli dalam layanan on-demand-service (ODS), bisnis fintech diprediksi menjadi pendorong utama bagi raksasa teknologi tersebut.

"Kami berharap fintech (bisnis pinjaman) menjadi pendorong pertumbuhan masa depan, mengingat Indonesia memiliki populasi lebih dari 270 juta dan utang rumah tangga yang rendah (10% terhadap PDB, per September 2024)," tulis Hussaini dan Etta dalam riset yang dirilis Bloomberg, Senin, 13 Januari 2025.

Keunggulan Fintech

Maybank sendiri menjadikan GOTO sebagai salah satu pilihan utama di sektor teknologi, karena GOTO merupakan pemain lokal yang paling terintegrasi dalam ekonomi baru. Dari lantai bursa, saham emiten teknologi ini telah menguat 17,95% ke level Rp80 per saham.

Sementara itu, Maybank memperkirakan pendapatan GOTO terus meningkat pada 2025, didorong oleh kontribusi bisnis fintech. Maybank memperkirakan pendapatan GOTO pada 2025 mencapai Rp17,3 triliun, naik 7% YoY (year-on-year), dengan bisnis pinjaman menyumbang 29%. 

Proyeksi ini sejalan dengan target GOTO untuk menggandakan pertumbuhan pinjaman pada 2025 dari Rp4,3 triliun pada Januari–September 2024. Pasalnya, kata Maybank, dengan rata-rata tingkat bunga pinjaman sebesar 4%, jauh lebih tinggi dibandingkan margin dari layanan pembayaran (GoPay) yang hanya 0,5%, bisnis pinjaman ini menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan.

Di sisi lain, pada akhir Desember, jumlah saham treasuri GOTO mencapai 20,29 miliar, meningkat 3,32 miliar saham dibandingkan November 2024, ini didorong oleh pembelian saham kembali oleh perseroan. Meskipun harga rata-rata pembelian belum diumumkan, estimasi biaya buyback ini diperkirakan mencapai Rp242 miliar, dengan harga saham sekitar Rp73 per saham.

Sentimen Buyback 

Setelah aksi buyback, porsi saham treasuri GOTO naik menjadi 1,70% dari sebelumnya 1,42%. Investor memandang program ini positif, didorong oleh perbaikan fundamental perusahaan. Harga saham GOTO juga melonjak 60% dari posisi terendah Rp50 per saham pada Juni 2024, menjadi Rp80 pada Januari 2025.

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis, mengapresiasi aksi buyback ini, yang seiring waktu memberikan hasil positif, terutama dengan profitabilitas GOTO yang semakin baik.
Harga saham GOTO telah rebound dari level terendah, naik 14,3% di awal 2025, yang menunjukkan peningkatan kepercayaan investor terhadap prospek GOTO. Aksi buyback ini sebelumnya disetujui dalam RUPST dan RUPSLB pada Juni 2024, dengan alokasi dana sebesar US$200 juta.

Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo, mengungkapkan bahwa buyback mencerminkan kemajuan yang dicapai GOTO, seiring dengan strategi pertumbuhan berkelanjutan. Azis juga menganggap komitmen Patrick untuk tetap menjabat hingga 2029 sebagai hal yang positif, karena ia dianggap sebagai sosok kunci dalam transformasi GOTO.

Aksi buyback juga mencerminkan keyakinan GOTO terhadap valuasi perusahaan, yang seiring dengan perbaikan kinerja operasional dan EBITDA positif di dua kuartal berturut-turut, yakni kuartal IV-2023 dan kuartal III-2024.