Bisnis Kargo Lesu, Uber Freight PHK Ratusan Karyawan
- Anak perusahaan milik Uber yang menjalankan lini bisnis di sektor layanan kargo yaitu Uber Freight mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3% pekerjanya atau setara dengan 150 ribu karyawan.
Nasional
JAKARTA - Anak perusahaan milik Uber yang menjalankan lini bisnis di sektor layanan kargo yaitu Uber Freight mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3% pekerjanya atau setara dengan 150 ribu karyawan.
Kabar soal langkah PHK yang diambil oleh Uber mencuat setelah sang CEO yakni Freight Lior Ron mengirimkan surat internal kepada para pekerja.
Dalam surat itu, Ron menyebut hambatan yang menerpa pasar logistik yang menjadi penyebab dari adanya langkah PHK.
"Seperti yang Anda ketahui, pasar logistik saat ini menghadapi sejumlah hambatan yang berdampak pada basis pelanggan, serta industri secara keseluruhan," tulis Ron dikutip dari CNBC.com Rabu, 25 Januari 2023.
- Mau Coba 10-30 Menit Power Nap di Jam Istirahat Kerja? Berikut 5 Manfaatnya
- Catat! Perilaku Ini Wajib Anda Tanamkan Jika Ingin Sukses dan Kaya
- Catat Rekor! Laba Bersih BNI Melesat 68 Persen Jadi Rp18,31 Triliun pada 2022
Dikutip dari Reuters, manajemen perusahaan pun menyebut bahwa ketidakpastian kondisi ekonomi global saat ini berakibat terhadap menurunnya permintaan konsumen pada industri layanan pengiriman kargo.
Sebelum Uber Freight, tercatat sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor logistik pun telah mengambil langkah PHK lebih dahulu. Salah satu di antaranya adalah C.H. Robinson Lays off yang memangkas sebanyak 650 pekerjanya pada tahun 2022 lalu.
- Apa itu Sigma Male yang Ramai Dibicarakan di TikTok?
- Tak Sampai Sejam, 4 Kebiasaan Ini Buat Anda Cerdas dan Sukses
- Mengenal Stoikisme, Filosofi yang Membawa Hidup Lebih Tenang dan Bahagia
Tren badai PHK belakangan diketahui masih berlanjut dan menimpa beberapa perusahaan raksasas dunia di awal tahun 2023 ini. Sebut saja seperti induk Google, Alphabet yang telah memangkas 12.000 atau setara 6% dari total pekerjanya pada 20 Januari 2023.