<p>Gedung Mandala Finance. / Facebook @MandalamultiFinance.id</p>
Korporasi

Bisnis Masih Dibayangi Pandemi, Peringkat Mandala Finance idA dengan Outlook Negatif

  • JAKARTA – Lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idA dengan outlook negatif untuk PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) dengan obligasi registrasi III /2018 dan obligasi berkelanjutan IV/2020 perusahaan. Melansir publikasi Pefindo, Selasa, 6 April 2021, prospek negatif diberikan karena COVID-19 dapat terus membayangi pertumbuhan bisnis Mandala Finance. Sehingga pada gilirannya juga dapat mempengaruhi […]

Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idA dengan outlook negatif untuk PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) dengan obligasi registrasi III /2018 dan obligasi berkelanjutan IV/2020 perusahaan.

Melansir publikasi Pefindo, Selasa, 6 April 2021, prospek negatif diberikan karena COVID-19 dapat terus membayangi pertumbuhan bisnis Mandala Finance. Sehingga pada gilirannya juga dapat mempengaruhi kinerja kualitas asetnya.

Pefindo mencatat, pembiayaan baru perusahaan mengalami kontraksi 41,3% menjadi Rp2,9 triliun pada 31 Desember 2020 dari Rp4,9 triliun pada 2019.

“Kurangnya afiliasi dekat dengan sumber pendanaan berkelanjutan menjadi tantangan tersendiri dalam memulihkan jumlah pembiayaan barunya kembali ke tingkat pra-pandemi,” tulis Pefindo.

Perusahaan melaporkan rasio piutang bermasalah terhadap aset jasa bersih (NSA) yang lebih tinggi (NPR, jatuh tempo> 30 hari) pada 7,7% pada 2020 dari 3,2% pada 2019.

“Meskipun telah dilaksanakan program restrukturisasi pembiayaan, kami memperkirakan risiko non-pembayaran akan tetap ada pada akhir periode restrukturisasi karena debitur masih bergulat dengan perlambatan ekonomi.”

Akan tetapi, sebagian risiko tersebut telah dimitigasi oleh kebijakan penjaminan emisi yang kuat dari Mandala Finance dan kontrol yang ketat atas penagihan rekening. Pasalnya, Pefindo berpandangan pandemi berdampak signifikan terhadap industri pembiayaan dalam hal pertumbuhan, kualitas aset, dan profitabilitas.

Utamanya pembiayaan dari sektor ekonomi yang terkena dampak langsung dan signifikan, seperti hotel, pariwisata, restoran, dan angkutan. Sektor manufaktur dan perdagangan berbasis komoditas juga terpengaruh meskipun lebih rendah.

Sebagai informasi, Mandala Finance fokus pada pembiayaan sepeda motor baru dan bekas. Pemegang saham utama utamanya, PT Jayamandiri Gemasejati, dan PT Lautan Teduh Interniaga, masing-masing memegang dealer Yamaha di Jawa Barat dan Lampung.

Bisnisnya tidak semata-mata fokus pada sepeda motor Yamaha, karena juga menyediakan pembiayaan untuk merek lain seperti Honda dan Suzuki. Hingga 2020, para pemegang saham perseroan adalah PT Jayamandiri Gemasejati (70,42%), Alex Hendrawan (5,06%), dan publik (24,52%).