Bisnis Retail Tertekan, Mark & Spencer Kurangi Jumlah Toko
Perusahaan retail Mark&Spencer dikabarkan bakal mengurangi 30 persen jumlah tokonya dalam kurun waktu 10 tahun.
Gaya Hidup
JAKARTA – Perusahaan retail Mark&Spencer dikabarkan bakal mengurangi 30 persen jumlah tokonya dalam kurun waktu 10 tahun.
Selain pandemi, penutupan 30 persen toko retail Mark&Spencer disebabkan lantaran tren pasar yang bergeser ke arah belanja daring.
“Dinamika pasar telah berubah dan efek pandemi membuat kami harus bergerak lebih cepat. Kabar baiknya adalah jarang ada waktu yang lebih baik untuk mendapatkan ruang baru,” ujar CEO Mark&Spencer Steve Rowe dikutip TrenAsia.com dari Reuters Senin, 31 Mei 2021.
Saat ini Mark&Spencer tengah melakukan upaya untuk terus tumbuh di masa pandemi. Sebab, pada 2020 lalu pendapatan Mark&Spencer di retail pakaian menurun 88 persen.
Upaya yang dilakukan antara lain memperluas sayapnya di usaha makanan, hingga menutup sejumlah toko sembari mengembangkan toko daring.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Selama tiga tahun terakhir, Mark&Spencer diketahui telah menutup dan merelokasi 59 unit tokonya sehingga hanya tersisa 254 unit.
Pada awal tahun, Mark&Spencer menargetkan akan memodernisasi 180 unit toko pakaian dan makanannya.
Menurut Rowe, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara merelokasi 35 toko utama, mengubah 45 tokonya menjadi gerai makanan, serta menutup 30 toko lainnya. (RCS)