Jajaran direksi BTN menggelar paparan kinerja tahun 2022 di menara BTN, Kamis, 16 Februari 2023.
Korporasi

Bisnis Syariah BTN Melesat, Kapan Akan Spin-off?

  • Tahun lalu, laba bersih BTN Syariah mengalami kenaikan 80,12% secara year-on-year (yoy) dari Rp185,2 miliar pada 2021 menjadi Rp333,58 miliar pada 2022.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatat kinerja positif pada bisnis unit usaha syariah (UUS) di tahun 2022.

Tahun lalu, laba bersih BTN Syariah mengalami kenaikan 80,12% secara year-on-year (yoy) dari Rp185,2 miliar pada 2021 menjadi Rp333,58 miliar pada 2022.

Melesatnya laba bersih UUS BTN tersebut didukung oleh kenaikan pembiayaan syariah dan perbaikan kualitas pembiayaan.

Pembiayaan syariah BTN pada 2022 bertumbuh 14,79% yoy ke angka Rp33,62 triliun sementara rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) perseroan turun 101 basis poin menjadi 3,31%.

Sementara itu, dana pihak ketiga BTN Syariah mencatat kenaikan 18,38% yoy ke posisi Rp34,56 triliun, sedangkan aset perseroan naik 18,18% yoy menjadi Rp45,33 triliun.

Terkait dengan potensi spin off usaha syariah perseroan, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang rencananya akan terbit pada pertengahan tahun ini.

"Undang-Undang (UU) Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) itu memberi kesempatan kepada bank, dan kami masih menunggu POJK yang rencananya akan keluar selambat-lambatnya Juni 2023 nanti," ujar Haru dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja BTN 2022 di Menara BTN, Jakarta, Kamis, 16 Februari 2023.

Haru menyampaikan pula bahwa saat ini, belum diputuskan apakah pihaknya akan membentuk bank baru untuk spin off atau membeli bank yang sudah ada untuk mengembangkan unit usaha syariah sebagai suatu entitas yang berdiri sendiri.

"Yang jelas, nanti akan ada bank syariah yang merupakan spin off dari UUS BTN," lanjut Haru.

Haru pun menjelaskan pula terkait isu merger dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BBSI) dalam hal ini. Ia mengatakan, saat ini potensi tersebut masih dikaji.

Di sisi lain, BTN secara keseluruhan meraup laba bersih sebesar Rp3,04 triliun per 31 Desember 2022 atau naik 28,15% dari tahun sebelumnya.

Laba bersih bank pelat merah tersebut ditopang oleh perbaikan proses bisnis dan kualitas kredit.

Kredit dan pembiayaan BTN mengalami pertumbuhan 8,53% secara yoy dari Rp274,83 triliun pada 2021 menjadi Rp298,28 triliun pada 2022.

KPR masih menjadi primadona BTN dalam capaian tersebut, yang mana total KPR perseroan tumbuh 9,23% yoy menjadi Rp233,68 triliun.  KPR subsidi yang didorong oleh pemerintah tercatat mengalami pertumbuhan 11,61% yoy ke angka Rp145,86 triliun dengan pangsa 83%.