<p>Taksi Bluebird/foto: travel 7 saudara</p>
Industri

Bisnis Taksi Sepi, Suami Nikita Willy Tekor Rp157,95 Miliar

  • JAKARTA – Aktris Nikita Willy agaknya harus memegang erat pundak suaminya, Indra Priawan agar bisa bertahan di situasi sulit ini. Pasalnya, PT Blue Bird Tbk, perusahaan transportasi milik suaminya harus terus menerus menanggung kerugian selama sembilan bulan pertama 2020. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, emiten bersandi BIRD ini harus meneguk rugi sebesar Rp157,95 […]

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Aktris Nikita Willy agaknya harus memegang erat pundak suaminya, Indra Priawan agar bisa bertahan di situasi sulit ini. Pasalnya, PT Blue Bird Tbk, perusahaan transportasi milik suaminya harus terus menerus menanggung kerugian selama sembilan bulan pertama 2020.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, emiten bersandi BIRD ini harus meneguk rugi sebesar Rp157,95 miliar. Nilai ini membengkak 68,62% dari kerugian di kuartal II-2020 yang mencapai Rp93,67 miliar.

Jika dilihat secara tahunan, perusahaan taksi yang terkenal dengan warna biru lautnya itu bahkan harus menanggung pemerosotan laba lebih dari dua kali lipat. Pada kuartal III-2019, Blue Bird diketahui masih menerima untung Rp229,33 miliar.

Di periode ini, Blue Bird sejatinya sudah berhasil mengurangi beban langsung sebesar 65,49% dari Rp2,15 triliun menjadi Rp1,29 triliun secara tahunan. Sayangnya, penurunan beban ini rupanya juga dibarengi oleh pemerosotan pendapatan neto yang tidak kalah signifikan, yakni 47,55% dari Rp2,96 triliun menjadi Rp1,55 triliun.

Penurunan paling parah terjadi pada pendapatan bisnis taksi yang merosot 50,74% dari Rp2,36 triliun menjadi Rp1,16 triliun. Padahal segmen ini memberi kontribusi terbesar atau 75,02% pada total pendapatan.

Sisanya, 25,79% disumbang oleh pos sewa kendaraan yang pada kuartal III-2020 ini hanya mampu membukukan pendapatan Rp400,46 miliar. Turun 36,65% dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun lalu Rp632,16 miliar.

Namun meski mengalami penurunan laba dan pendapatan, rupanya aset Blue Bird pada periode ini justru meningkat. Nilainya naik tipis atau 0,34% dari Rp7,42 triliun menjadi Rp7,45 triliun.

Peningkatan aset ini didominasi oleh kenaikan dari pos kas dan setara kas yang naik 57,89% dari Rp462,95 miliar menjadi Rp730,94 miliar.

Likuiditas Sehat

Sedangkan dari sisi likuiditas, Blue Bird juga agaknya masih menunjukkan laporan keuangan yang sehat mengingat tingkat liabilitas perseroan masih jauh di bawah nilai ekuitasnya.

Liabilitas Blue Bird tercatat hanya Rp2,19 triliun. Sedangkan ekuitasnya masih cukup tinggi di level Rp5,25 triliun.

Pada perdagangan Selasa, 27 Oktober 2020, saham BIRD terpangkas 30 poin atau 3,49% ke posisi Rp830 per lembar. Sampai waktu yang sama, kapitalisasi pasar BIRD masih bertahan di level Rp2,08 triliun.

Saat ini, mayoritas saham Blue Bird masih digenggam oleh PT Pusaka Citra Djokosoetono milik keluarga Purnomo Prawiro Djokosoetono selaku generasi pertama pendiri Blue Bird dengan total kepemilikan 31,52%.

Sisanya dimiliki oleh investor publik 28,3% dan tran Purnomo Prawiro sebesar 39,95%. Suami dari Nikita Willy, yakni Indra Priawan Djokosoetono memiliki 5,82% saham.

Indra Priawan sendiri merupakan cucu atau generasi ketiga dari pendiri Blue Bird, Purnomo Prawiro Djokosoetono.