Bitcoin Ambruk 14,76 Persen selama April 2024, Simak Prospek ke Depannya di Sini
- Menurut data dari Coinglass, BTC mengalami penurunan sebesar 14,76% selama bulan April 2024, merupakan penurunan bulanan terbesar sejak Januari 2023.
Fintech
JAKARTA - Dalam analisis terkini, Bitcoin (BTC) telah menunjukkan volatilitas signifikan pada minggu-minggu awal Mei 2024.
Pasca-aksi jual yang menghantam pasar dan membawa BTC ke level terendahnya dalam 10 minggu terakhir di US$56.576, aset kripto ini mengalami pemulihan dengan lonjakan harga hingga melewati US$64.000 pada Senin, 6 Mei 2024.
Menurut data dari Coinglass, BTC mengalami penurunan sebesar 14,76% selama bulan April 2024, merupakan penurunan bulanan terbesar sejak Januari 2023.
- Wow! Stray Kids jadi Grup K-Pop Pertama yang Hadir di MET Gala
- Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Sandiaga Uno Pede Jumlah Wisman Capai Target 14,3 Juta Orang
- Adu Budaya Kerja Google Vs Meta, Mana Juaranya?
Namun, sejak awal bulan Mei hingga Selasa, 7 Mei 2024 pukul 08:00 WIB, BTC telah menguat sebesar 4,35%, dengan harga saat itu berada di sekitar US$63.535, meskipun mengalami pelemahan sebesar 0,95% dalam 24 jam terakhir menjadi US$64.490.
Kapitalisasi pasar aset kripto secara keseluruhan juga mengalami penurunan sebesar 1,22%, mencapai angka 2,278 Triliun.
Menurut Panji Yudha, Financial Expert Ajaib Kripto, pada Selasa, 5 Mei 2024, BTC menguji area dukungan dinamis MA-20 dan garis tren resistensi.
Potensi untuk menguat ke resistance dinamis MA-50 di sekitar US$65.800 mungkin tercapai jika BTC dapat bertahan di atas US$62.800.
“Namun, apabila BTC anjlok di bawah resistance trendline maka potensi turun ke dynamic support MA-100 di sekitar US$60.800,” papar Panji kepada TrenAsia, dikutip Rabu, 8 Mei 2024.
Pekan sebelumnya, meskipun terjadi aliran masuk sebesar US$378,3 juta pada Jumat, 3 Mei 2024, perdagangan ETF Bitcoin spot AS mencatat rekor aliran keluar sebesar US$563,77 juta pada Rabu, 1 Mei 2024.
Baca Juga: Terkena Penipuan Address Poisoning, Trader Kripto Kehilangan Aset Senilai Rp1 Triliun
Dalam rentang perdagangan 29 April hingga 2 Mei, aliran keluar perdagangan ETF Bitcoin spot mencapai US$811,3 juta, dengan total aliran keluar bersih minggu lalu mencapai US$433 juta.
Pada 1 Mei, terjadi aliran keluar pertama kali pada iShares Bitcoin Trust (IBIT) dari BlackRock setelah sebelumnya mencatat aliran masuk dana selama 70 hari berturut-turut. Namun, pada Jumat (3/5), ETF Bitcoin Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) mencatat aliran masuk sebesar US$63 juta untuk pertama kalinya setelah mengalami aliran keluar sekitar US$17,64 miliar sejak 11 ETF Bitcoin spot diluncurkan pada 11 Januari.
Dalam konteks pergerakan harga Bitcoin, aliran masuk pada ETF Bitcoin dan kembali naiknya harga Bitcoin di atas US$60.000 pada Jumat, 3 April 2024, terjadi setelah laporan pekerjaan bulan April yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang lebih lemah dari perkiraan. Hal ini meningkatkan harapan bahwa bank sentral AS (The Fed) dapat segera memangkas suku bunga.
Laporan nonfarm payrolls (NFP) pada Jumat lalu menunjukkan kenaikan 175.000 pekerjaan di bulan April, di bawah ekspektasi pasar sebesar 238.000 pekerjaan.
Kondisi ini memicu spekulasi bahwa The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga kedua pada akhir tahun. Berdasarkan CME FedWatch Tool, pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 0,25% pada September 2024 dan Desember 2024.
- Diprediksi Rilis September, Penampakan iPhone 16 Bocor
- Selamat Berburu, Berikut Link Pembelian Tiket Fan Meeting BABYMONSTER
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 02 Mei 2024 untuk Wilayah DKI Jakarta
Pada minggu ini, investor akan mendapatkan kesempatan untuk mendengar pendapat dari beberapa pejabat The Federal Reserve setelah laporan ketenagakerjaan menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat pada bulan lalu. Hal ini mengurangi kekhawatiran akan kebijakan suku bunga yang tetap tinggi hingga akhir tahun.
Pejabat Federal Reserve seperti Presiden Fed New York John Williams, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin, dan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari akan memberikan pandangan mereka dalam beberapa hari ke depan.
Data kepercayaan konsumen pada hari Jumat diharapkan memberikan wawasan baru mengenai ekspektasi inflasi dan prospek ekonomi, sementara laporan mingguan initial jobless claim akan dirilis pada Kamis, 9 Mei 2024.