Bitcoin Berpotensi Turun ke Kisaran US$20.000, Kesempatan Beli di Harga Diskon
- Bitcoin masih memiliki potensi untuk mengalami penurunan yang lebih dalam untuk jangka pendek karena masih kuatnya sentimen suku bunga dari The Fed.
Fintech
JAKARTA - Aset kripto Bitcoin (BTC) berpotensi turun ke kisaran US$20.000 atau setara dengan Rp305,06 juta dalam asumsi kurs Rp15.253 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut pantauan Coin Market Cap, Jumat, 25 Agustus 2023 pukul 12.40 WIB, Bitcoin dalam 24 jam terakhir mencatat penurunan 1,46% dan menempati harga US$26.039 (Rp397,17 juta).
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan saat ini masih ditekan oleh ketidakpastian ekonomi global.
- Setelah F-15EX, Prabowo Borong 24 Helikopter Black Hawk
- Imbas Cabutnya Perusahaan Rusia Dari Blok Tuna, SKK Migas : Cari Pengganti
- Sah Dikelola Pertamina dan Petronas, Apa Kabar Blok Masela?
Para pelaku pasar tampaknya masih berhati-hati dalam berinvestasi di aset kripto dan menunggu arah yang lebih jelas terkait dengan ketidakpastian ekonomi yang masih membayang-bayangi.
Dilatarbelakangi oleh ketidakpastian dan keraguan investor ini, Bitcoin pun bergerak di kisaran US$26.000 (Rp396,57 juta) yang mana angka tersebut merupakan posisi terendah dalam dua bulan terakhir.
Bitcoin dikatakan Fyqieh masih memiliki potensi untuk mengalami penurunan yang lebih dalam untuk jangka pendek karena masih kuatnya sentimen suku bunga dari The Fed.
Kondisi yang tidak pasti ini dapat membuat Bitcoin mengalami konsolidasi di kisaran US$26.000 hingga US$25.000 (Rp381 juta), dan berdasarkan analisis teknikal dari grafik mingguan Bitcoin, masih terdapat kemungkinan koreksi yang lebih drastis.
Koreksi ini pun dinilai Fyqieh menciptakan peluang terciptanya harga diskon yang bisa dimanfaatkan investor jangka panjang.
"Target saat ini berada di kisaran US$22.000 (Rp335 juta) hingga US$20.000 (Rp305 juta), yang sejalan dengan garis Fibonacci 61,8% yang umumnya menjadi titik harga pulih," kata Fyqieh.
- Berencana Pindah ke Bali? Berikut 5 Rekomendasi Kawasan Terbaik untuk Tinggal
- 6 Rekomendasi Wisata Populer di Magelang
- Kelola Limbah Pertanian, Pabrik Biogas (CBG) Mulai Dibangun di Lombok
Pertumbuhan Nilai Transaksi Melambat
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat pertumbuhan jumlah investor aset kripto sebesar 0,74% dari Juni ke Juli 2023, melambat dari 0,8% yang tercatat pada bulan sebelumnya.
Dengan kenaikan tersebut, jumlah investor aset kripto mencapai 17,67 juta orang hingga Juli 2023, bertambah dari 17,54 juta.
Meskipun jumlah investor kripto terus bertambah, namun pertumbuhannya terus mengalami perlambatan sejak 2022.
Pertumbuhan investor kripto sempat meningkat pada awal tahun 2023 ketika pelaku pasar melihat potensi masa depan cryptocurrency yang lebih cerah karena adanya proyeksi penurunan suku bunga dari The Federal Reserve (The Fed) di tahun ini.
Akan tetapi, dengan level inflasi di Amerika Serikat (AS) yang belum mencapai target bank sentral, The Fed pun masih melakukan pengerekan suku bunga dan kemungkinan masih akan mempertahankannya di level yang tinggi hinga akhir tahun.
Dengan demikian, memasuki pertengahan 2023, pertumbuhan jumlah investor kripto pun cenderung melambat, bahkan pertumbuhannya pernah hanya tercatat sebesar 0,64% pada bulan April.
Chief Executive Officer (CEO) PT Crypto Indonesia Berkat (Tokocrypto) Yudhono Rawis memberikan pendapatnya atas pertumbuhan investor kripto yang terus mengalami perlambatan ini.
Dikatakan olehnya, penurunan pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh menyusutnya tren perdagangan kripto di skala global.
Penurunan nilai aset kripto dalam beberapa waktu terakhir menjadi tekanan bagi pasar kripto global dan kapitalisasi pasar pun terus menciut.
"Saat ini, kapitalisasi pasar aset kripto global belum mengalami lonjakan yang signifikan sejak awal tahun 2023. Terdapat faktor lain yang turut berperan, seperti ketidakpastian ekonomi global dan tingginya tingkat inflasi di beberapa negara," kata Yudho kepada TrenAsia, dikutip Jumat, 25 Agustus 2023.
Yudho menambahkan, dengan kondisi-kondisi yang telah dipaparkan di atas, para investor pun ragu-ragu untuk menentukan keputusan dalam investasinya, dan bahkan bisa jadi sampai meninggalkan pasar.
Kendati demikian Yudho melihat adanya harapan pertumbuhan jumlah investor kripto di Indonesia dengan adanya stimulus dari pendirian bursa kripto, lembaga kliring, dan lembaga penyimpanan kustodian.
Yudho mengatakan, aset kripto disoroti pemerintah sebagai salah satu komponen utama dalam ekosistem digital nasional.
Oleh karaena itu, dikondisikannya tiga lembaga yang disebutkan di atas untuk pasar kripto domestik ini pun merupakan langkah untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di industri cryptocurrency ini.
"Dengan ekosistem yang lengkap, diharapkan bahwa para investor akan merasa lebih percaya diri dan aman dalam menjalankan aktivitas perdagangan kripto," lanjut Yudho.