Bitcoin dkk Masuk Zona Merah dalam Hitungan Mingguan, Hanya Kripto XRP yang Masih Bertahan
- Bitcoin (BTC) dan aset-aset kripto berkapitalisasi besar lainnya mengalami kemerosotan dan masuk zona merah dalam hitungan seminggu terakhir.
Fintech
JAKARTA – Bitcoin (BTC) dan aset-aset kripto berkapitalisasi besar lainnya mengalami kemerosotan dan masuk zona merah dalam hitungan seminggu terakhir. Sementara itu, hanya XRP yang masih bertahan di zona hijau.
Berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Senin, 14 Februari 2022 pukul 13.20 WIB, Bitcoin berada di level US$41.926 atau setara dengan Rp602,01 juta dalam asumsi kurs Rp14.359 perdolar AS.
Aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu mengalami penurunan sebesar 0,9% dalam sehari ke belakang dan 2,02% dalam hitungan seminggu terakhir.
- Sinopsis dan Link Nonton Drakor Twenty Five Twenty One Tentang Kehidupan saat Krisis Keuangan 1998
- Daftar Film yang Tayang di Bioskop Indonesia pada Februari 2022
- Mayoritas Aset Kripto Big Cap Masuk Zona Merah dalam Sepekan Terakhir
Ethereum (ETH) yang menduduki peringkat ke-2 pun turut mengalami penurunan, yakni sebesar 1,97% dalam sehari dan 7,72% dalam sepekan. Saat ini, ETH berada di level US$2.854 (Rp40,98 juta).
Di posisi ke-3 dan sampai ke-10, terpantau Tether (USDT) yang mengalami penurunan sebesar 0,02%, Binance Coin (BNB) 8,45%, USD Coin (USDC) 0,06%, Cardano (ADA) sebesar 11,63%, Solana (SOL) 20,90%, Terra (LUNA) 9,67%, dan Dogecoin (DOGE) 7,96%.
Di antara 10 aset kripto terbesar, hanya XRP yang masih berada di zona hijau dalam sepekan ke belakang dengan persentase 5,51%. Saat ini, aset kripto yang menduduki peringkat ke-6 itu berada di level US$0,79 (Rp11.343).
Meski XRP masih ada di zona hijau dalam hitungan mingguan, namun dalam hitungan harian XRP pun turut mengalami penurunan dengan persentase 4,90%.
- Apa Yang Terjadi Ketika Sebuah Pesawat Mendarat Darurat?
- Ruas Tol Dalam Kota akan Diberlakukan Tarif Baru, Cek Harganya
- 3 Gaya Hidup Sederhana Ala Orang Super Kaya
Analis kripto Damanick Dantes mengatakan bahwa penurunan yang terjadi pada mayoritas aset kripto besar kemungkinannya disebabkan oleh konflik Ukraina dan Rusia yang kian memanas.
“Saham juga mengalami penurunan sementara safe haven tradisional seperti emas dan dolar Amerika Serikat mengalami peningkatan. Pasar kemungkinan akan mulai stabil saat New York Trading Day,” ujar Dantes dikutip dari CoinDesk, Minggu, 13 Februari 2022.