Bitcoin Kembali Melesat di Awal Tahun, Simak Faktor dan Prospek ke Depan di Sini
- Lonjakan harga Bitcoin ini didukung oleh sejumlah faktor, termasuk meningkatnya aktivitas perdagangan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin Spot di Amerika Serikat sejak pekan lalu. Penutupan mingguan pada 3 Januari 2025 menunjukkan inflow harian tertinggi mencapai US$908,10 juta.
Fintech
JAKARTA - Bitcoin (BTC) kembali mencatat sejarah dengan menembus level psikologis US$100.000 untuk pertama kalinya pada tahun 2025. Pada Selasa, 7 Januari 2025, pukul 08.00 WIB, harga Bitcoin berada di level US$102.100, mencatatkan kenaikan sebesar 10,45% dalam sepekan terakhir. Namun, nilai ini masih berada di bawah rekor tertingginya di US$108.135.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, lonjakan harga Bitcoin ini didukung oleh sejumlah faktor, termasuk meningkatnya aktivitas perdagangan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin Spot di Amerika Serikat sejak pekan lalu. Penutupan mingguan pada 3 Januari 2025 menunjukkan inflow harian tertinggi mencapai US$908,10 juta.
Total inflow bersih dalam periode 30 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 tercatat sebesar US$244,99 juta. Angka ini menunjukkan minat investor yang kembali meningkat setelah sebelumnya pasar sempat mengalami arus keluar dana yang signifikan.
- Reli Saham GOTO Berlanjut, Transaksi Capai 67 Juta Lot, Simak Prediksi Pekan Ini
- Menaksir Biaya Kompensasi Shin Tae-yong setelah Dipecat PSSI
- Rekomendasi Saham Bank 2025: BBCA, BMRI, dan BRIS Masih Overweight
Kebijakan Trump Mendorong Narasi Positif Bitcoin
Salah satu faktor yang turut mendukung pergerakan bullish Bitcoin adalah rencana Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, untuk mengadopsi cadangan strategis Bitcoin.
Pemerintah AS saat ini memiliki sekitar 210.000 Bitcoin senilai US$21 miliar yang sebagian besar diperoleh dari penyitaan terkait kejahatan.
Dalam proposalnya, Trump berencana mempertahankan cadangan ini serta mempertimbangkan untuk melakukan akuisisi tambahan sebagai bagian dari strategi diversifikasi.
Langkah ini memperkuat pandangan bahwa Bitcoin semakin dianggap sebagai aset strategis dan pelindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global. Para investor pun semakin yakin terhadap potensi Bitcoin sebagai aset investasi jangka panjang.
MicroStrategy dan Perusahaan Besar Lainnya Tingkatkan Kepemilikan
Di sektor korporasi, MicroStrategy tetap menjadi salah satu pemain utama dalam akumulasi Bitcoin. Baru-baru ini, perusahaan ini membeli 21.550 Bitcoin dengan nilai total sekitar US$2,1 miliar. Dengan tambahan ini, kepemilikan Bitcoin MicroStrategy kini mencapai sekitar 423.650 Bitcoin, yang bernilai sekitar US$41,5 miliar pada harga pasar saat ini. Strategi agresif mereka dibiayai melalui penjualan saham untuk mendukung rencana ekspansi lebih lanjut.
Selain MicroStrategy, perusahaan lain seperti Riot Platforms juga menunjukkan minat yang besar terhadap Bitcoin. Riot berencana mengumpulkan dana sebesar US$500 juta melalui penerbitan obligasi konversi guna meningkatkan cadangan Bitcoin mereka.
Perusahaan lain, seperti Marathon Digital dan Semler Scientific, juga mengumumkan rencana untuk menambah portofolio Bitcoin. Tren ini menunjukkan bahwa Bitcoin semakin diterima sebagai aset strategis di kalangan korporasi besar.
Faktor Ekonomi yang Berpengaruh di Pekan Ini
Menurut Panji, Bitcoin memiliki peluang untuk melanjutkan tren kenaikannya selama mampu bertahan di atas level support psikologis US$100.000.
"Jika BTC berhasil bertahan di atas US$100.000, harga berpotensi naik ke level US$106.000 (setara dengan Rp1.718.140.000). Namun, jika turun di bawah level ini, harga bisa terkoreksi ke MA-20 di kisaran US$97.000 (Rp1.570.430.000)," jelas Panji melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, Selasa, 7 Januari 2025.
Fokus pasar pekan ini akan tertuju pada dua agenda penting, yaitu laporan Non-Farm Payroll (NFP) dan risalah rapat Federal Reserve (FOMC Minutes).
Laporan NFP yang dijadwalkan rilis pada Jumat (10 Januari 2025) akan menjadi indikator kunci sentimen pasar. Angka payroll yang lebih rendah dari ekspektasi dapat memperkuat proyeksi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve.
- LK21 dan Anoboy Ilegal, Ini 6 Platform Streaming yang Aman
- LK21 dan LokLok Ilegal, Berikut 5 Aplikasi Nonton Film dan Drama Lengkap dan Aman
- CBDK Patok Harga IPO di Level Rp4.060, Target Saham Diproyeksikan Naik 157 Persen
Sementara itu, pada Kamis (9 Januari 2025), pasar akan mencermati risalah pertemuan Desember lalu dari Federal Reserve. Risalah ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter di 2025.
Investor akan mencari petunjuk terkait langkah selanjutnya yang akan diambil oleh bank sentral, terutama di tengah proyeksi pemangkasan suku bunga yang sudah menjadi konsensus.
Kesimpulan dan Saran untuk Investor
Dengan berbagai faktor positif yang mendukung, Bitcoin memiliki prospek yang kuat untuk melanjutkan tren kenaikannya.
Namun, volatilitas pasar tetap menjadi risiko utama yang harus diwaspadai. Oleh karena itu, investor disarankan untuk melakukan analisis menyeluruh sebelum mengambil keputusan investasi.
"Di tengah dinamika pasar yang cepat berubah, penting bagi investor untuk tetap berhati-hati. Meskipun potensi keuntungan besar, risiko yang melekat pada investasi Bitcoin tidak bisa diabaikan," tutup Panji Yudha.