<p>Ilustrasi aset kripto Bitcoin / Pixabay</p>
Fintech

Bitcoin Merangkak Naik, Apakah Tren Positif Akan Berlanjut?

  • Setelah mengalami kemerosotan yang cukup tajam sejak awal tahun 2022, Bitcoin mulai merangkak naik.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Setelah mengalami kemerosotan yang cukup tajam sejak awal tahun 2022, Bitcoin mulai merangkak naik dan sudah bertahan di zona hijau sejak Selasa, 25 Januari 2022, hingga Rabu, 26 Januari 2022. Lantas, apakah tren positif dari Bitcoin akan berlanjut untuk beberapa waktu ke depan?

Pada awal 2022, sebagian besar aset kripto mengalami penurunan harga yang cukup drastis dibanding penghujung tahun. Penurunan itu disinyalir karena adanya pengaruh yang kuat dari langkah Federal Reserve System (The Fed) yang mengetatkan kebijakan moneter untuk meredam inflasi. 

Kenaikan suku bunga yang diprakarsai oleh The Fed pun memengaruhi penurunan saham teknologi yang diikuti pula oleh menurunnya aset kripto. Dilansir dari riset Coin Metrics, selama setahun terakhir pergerakan harga mata uang kripto memang semakin dipengaruhi oleh fluktuasi aset lainnya, misalnya saham.

Kebijakan agresif dari The Fed pun memicu pengurangan permintaan dari para investor terhadap aset-aset berisiko seperti saham teknologi dan kripto. Ketidakpastian regulasi mata uang kripto di Rusia juga turut menimbulkan sentimen negatif meski Kementerian Keuangan Rusia membantah adanya wacana tersebut. 

Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, kondisi ini akan berpengaruh kepada pilihan investor yang beralih ke Bitcoin ketimbang aset kripto alternatif di tengah pasar yang sedang crash. Pasalnya, Bitcoin masih dianggap sebagai aset yang paling minim risiko.

Setelah mengalami koreksi dalam persentase yang cukup signifikan, pasar kripto mulai kembali terapresiasi sejak Bitcoin mampu bertahan di zona hijau sejak Selasa, 25 Januari 2022. Pada Rabu, 26 Januari 2022 pukul 12.34 WIB, Bitcoin merangkak 4,89% ke level US$37.682. 

Chief Executive Officer (CEO) Litedex Protocol Andrew Suhalim mencoba memberikan analisis terkait keberlanjutan tren dari kenaikan harga Bitcoin. Menurut Andrew, ditinjau dari sudut pandang teknikal melalui indikator fibonnaci, Bitcoin harus bisa menembus level tertentu untuk bisa melanjutkan tren positif. 

Bitcoin harus bisa menembus level 50% fibonnaci di angka 38.200 hingga 38.700. Jika Bitcoin mampu menembus level itu, maka mata uang itu diproyeksi dapat masuk ke area resistance di angka 40.500 hingga 43.000, dan untuk area support­­-nya ada di level 23% fibonnaci, yakni di angka 35.500 sampai 34.500.

“Investor diharapkan masih wait and see. Jika harga menembus level 50% fibonnaci, maka disarankan untuk buy atau entry ke market. Jika pullback, maka harga bisa kembali ke level support,” ujar Andrew dalam keterangan pers PT TRFX Garuda Berjangka yang diterima TrenAsia.com, Rabu, 26 Januari 2022. 

Sementara itu, Relative Strength Index (RSI) menuju ke level oversold yang ekstrem sehingga diprediksi dapat menstabilkan aksi jual. Jika mengacu kepada indeks Fear and Greed, kekhawatiran investor mulai tampak mereda dengan level extreme fear yang membaik sebanyak satu poin dibandingkan hari sebelumnya.