Ilustrasi Bitcoin. Sumber: Pixabay.com
Fintech

Bitcoin Naik 43,55 Persen pada Februari 2024, Kini Dekati Harga Tertinggi Sepanjang Masa

  • Memasuki bulan Maret 2024, kurang dari 50 hari menuju Bitcoin halving pada bulan April, harga Bitcoin dibuka di level $61.168 (Rp964,8 juta) pada perdagangan 1 Maret 2024.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Data perdagangan pada Selasa, 5 Maret 2024 pukul 08:00 WIB, menunjukkan bahwa reli Bitcoin (BTC) terus berlanjut di awal pekan ini setelah mengalami kenaikan sebesar 43,55% pada bulan Februari lalu, mencapai angka $61.198 (Rp962 juta dalam asumsi kurs Rp15.723 per-dolar Amerika Serikat/AS) pada 1 Maret 2024.

Ethereum (ETH) juga mengalami kenaikan yang signifikan, ditutup di harga $3.341 (Rp52,7 juta) dengan pertumbuhan sebesar 46,28% sepanjang Februari.

Memasuki bulan Maret 2024, kurang dari 50 hari menuju Bitcoin halving pada bulan April, harga Bitcoin dibuka di level $61.168 (Rp964,8 juta) pada perdagangan 1 Maret 2024. 

Saat ini, harganya telah melonjak melebihi $68.000 (Rp1.069.544.044) pada perdagangan 5 Maret 2024, mencatat kenaikan sekitar 11,17%.

Berdasarkan data Coinglass, setiap bulan Maret cenderung memberikan hasil positif bagi Bitcoin, dengan rata-rata kenaikan sekitar 12,83% sejak tahun 2013 hingga 2023.

Begitu pula dengan Ethereum, yang menunjukkan performa mengesankan dengan rata-rata kenaikan sekitar 22,74% setiap bulan Maret dari tahun 2016 hingga 2023.

Menurut Panji Yudha, Financial Expert Ajaib Kripto, pada Selasa, 5 Maret 2024pukul 08:00 WIB, Bitcoin (BTC) berada pada $68.030 (Rp1,06 miliar), mengalami kenaikan sekitar 7,11% dalam 24 jam terakhir. 

Saat ini, Bitcoin hanya berjarak sekitar 1,5% dari harga tertinggi sepanjang masa ($69.044 atau Rp1,08 miliar) yang dicapai pada November 2021. 

Dalam jangka pendek, untuk mencetak harga tertinggi baru, Bitcoin perlu bertahan di atas $65.700 (Rp1,03 miliar). Namun, jika turun dari level tersebut, ada potensi pelemahan ke support terdekat di $64.000 (Rp1 miliar).

Selain dari aspek harga, penjualan Bitcoin non-fungible token (NFT) baru-baru ini melampaui Ethereum dalam tujuh hari terakhir, terutama karena lonjakan koleksi NFT berbasis Bitcoin Ordinals. 

Penjualan Bitcoin NFT melonjak 80% dari minggu ke minggu, mencapai $168,5 juta (Rp2,6 triliun). Sementara itu, NFT berbasis Ethereum menghasilkan $162 juta (Rp2,5 triliun) dalam penjualan, menurut data CryptoSlam. Ethereum (ETH) juga mengalami kenaikan sekitar 4,06%, mencapai $3.619 (Rp56,8 juta). 

Menurut Panji, kenaikan Ethereum berpotensi berlanjut karena adanya peningkatan jaringan, yakni Dencun Upgrade yang dijadwalkan berlangsung pada 13 Maret 2024. 

Selain itu, jika BTC berhasil mencetak harga tertinggi baru pekan ini dan disertai dengan penurunan dalam dominasi Bitcoin (BTC.D), itu bisa menjadi sinyal bahwa altseason semakin dekat, dengan minat investor beralih ke pasar altcoin.

Dalam kurang dari 10 hari menuju Ethereum Dencun Upgrade, upgrade tersebut juga memiliki potensi memberikan dampak positif ke sektor Layer-2, seperti $ARB $OP $MATIC $MANTA $METIS $LRC $IMX $STRK $LRC. Sementara itu, Memecoin mendominasi kenaikan dalam tujuh hari terakhir, melanjutkan reli dari pekan sebelumnya. 

Hampir semua Memecoin di aplikasi Ajaib Kripto mengalami kenaikan signifikan, seperti Shiba Inu (SHIB) yang melonjak 321%, Pepe (PEPE) naik 307%, Floki (FLOKI) menguat 240%, Bonk (BONK) melonjak 185%, dan Dogecoin, yang masih menjadi memecoin dengan kapitalisasi pasar terbesar, ikut menguat sebesar 116%.

Panji menyatakan bahwa pasar kripto berada dalam momentum bullish, dengan potensi Bitcoin untuk mencetak harga tertingginya dalam waktu dekat. Namun, investor dan trader kripto harus tetap waspada terhadap pembalikan tren, sekaligus memanfaatkan diversifikasi ke altcoin dengan narasi yang kuat dan prospek teknologi blockchain yang menjanjikan. 

“Adapun, trader sangat dianjurkan gunakan stop-loss dan take profit order untuk mengunci keuntungan dan membatasi kerugian jika terjadi pembalikan tren,” ujar Panji kepada TrenAsia, Selasa, 5 Maret 2024.