Ilustrasi aset kripto.
Fintech

Bitcoin Nyaris Tembus US$100.000, Simak Proyeksi ke Depannya!

  • Selain itu, kapitalisasi pasar Bitcoin mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Dalam prosesnya, Bitcoin berhasil menggeser posisi beberapa nama besar seperti Meta (Facebook), perak, hingga raksasa energi Saudi Aramco, yang sebelumnya memegang predikat perusahaan terbesar di Asia. 

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Bitcoin kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (All-Time High/ATH) dengan harga US$99.496 pada Jumat, 22 November 2024, pukul 14.40 WIB. Pencapaian ini tidak hanya menarik perhatian investor global tetapi juga mengukuhkan Bitcoin sebagai salah satu aset digital paling strategis saat ini.  

Selain itu, kapitalisasi pasar Bitcoin mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Dalam prosesnya, Bitcoin berhasil menggeser posisi beberapa nama besar seperti Meta (Facebook), perak, hingga raksasa energi Saudi Aramco, yang sebelumnya memegang predikat perusahaan terbesar di Asia.  

Performa ini semakin mengokohkan posisi Bitcoin sebagai instrumen investasi utama di tengah dinamika ekonomi global. Inovasi teknologi yang berkembang pesat menjadi pendorong utama peningkatan nilai Bitcoin, menciptakan peluang bagi para investor untuk memanfaatkan momentum ini.  

Proyeksi Kapitalisasi Pasar Bitcoin oleh Para Ahli 

CEO VanEck, Jan van Eck, yang perusahaannya dikenal sebagai penerbit ETF Bitcoin dan Ethereum spot, mengungkapkan proyeksinya terkait kapitalisasi pasar Bitcoin. Berdasarkan analisisnya, Jan memprediksi bahwa kapitalisasi pasar Bitcoin dapat mencapai setengah dari kapitalisasi pasar emas.  

Sebagai perbandingan, saat ini kapitalisasi pasar Bitcoin berada di angka US$1,8 triliun, sedangkan emas mencapai US$17,6 triliun. Dengan target tersebut, Bitcoin diproyeksikan mencapai kapitalisasi pasar sekitar US$8,8 triliun, hampir lima kali lipat dari posisinya saat ini.  

Optimisme Pelaku Industri Terhadap Kenaikan Bitcoin 

Sentimen positif juga datang dari Michael Saylor, CEO MicroStrategy, yang memprediksi bahwa harga Bitcoin akan menembus US$100.000 sebelum akhir tahun ini. Pandangan ini didukung oleh perkembangan regulasi kripto di Amerika Serikat yang memberikan angin segar bagi industri kripto secara keseluruhan. 

Faktor lain yang turut mendukung optimisme pasar adalah kebijakan moneter The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell. Dengan fokus menjaga pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi, banyak pihak berharap adanya penurunan suku bunga dalam pertemuan FOMC Desember mendatang. Meski demikian, prediksi dari lembaga seperti Nomura menunjukkan kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga pada level saat ini.  

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Bitcoin Tembus Rp28.000 T, Lebih Berharga dari Perak

Price Discovery dan Aksi Investor di Tengah Rekor Baru 

Menurut Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, Bitcoin saat ini berada dalam fase price discovery setelah mencetak level tertinggi baru. "Kemungkinan besar Bitcoin akan mencetak rekor harga baru lainnya, tetapi kekuatan reli ini bergantung pada bagaimana para investor jangka panjang memutuskan untuk mengambil keuntungan, serta apakah investor jangka pendek mulai berhati-hati dalam membeli," jelas Fahmi melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, dikutip Jumat, 22 November 2024. 

Data UTXO Age dari IntoTheBlock menunjukkan bahwa kelompok investor jangka panjang (long-term holders) belum melakukan aksi jual besar-besaran meskipun sebagian dari mereka yang menyimpan Bitcoin selama 12–18 bulan sudah mulai melakukan profit-taking. Sementara itu, kelompok investor jangka pendek (short-term holders), khususnya mereka yang memegang Bitcoin selama 3–6 bulan, masih memilih untuk mempertahankan asetnya.  

Komposisi pemegang Bitcoin jangka pendek saat ini berada di angka 36,12%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan 45,53% yang tercatat pada puncak siklus bullish terakhir pada November 2021. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pasar saat ini belum mencapai puncak dari siklus bullish.  

Indikator Euforia Bitcoin dan Dua Skenario Pasar 

Berbeda dengan data UTXO, indikator Euforia Bitcoin dari CryptoQuant menawarkan dua potensi skenario. Indikator ini mengukur tingkat euforia pasar berdasarkan persentase pemilik Bitcoin yang saat ini mendapatkan keuntungan.  

CEO CryptoQuant melalui platform media sosial X menyatakan bahwa kondisi saat ini dapat diartikan sebagai puncak dari reli yang sedang terjadi, atau justru awal dari reli parabolik baru. Hal ini menunjukkan bahwa pasar kripto masih menghadapi ketidakpastian tinggi, meskipun optimisme tetap terjaga.  

Langkah Bijak di Tengah Volatilitas Pasar 

Fahmi mengingatkan investor untuk selalu melakukan riset dan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi. "Penting bagi investor untuk memilih aset yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi tetapi tetap sesuai dengan tingkat toleransi risiko masing-masing," ujarnya.  

Bagi investor yang mengutamakan fundamental, Fahmi menyarankan untuk memilih aset kripto dengan kapitalisasi pasar besar dan likuiditas tinggi, seperti Bitcoin. Reku sendiri menawarkan fitur Reku Packs, yang memungkinkan investor untuk mendiversifikasi investasi mereka pada aset kripto unggulan, termasuk Bitcoin, dalam satu langkah mudah.  

Kesimpulan 

Rekor baru Bitcoin dan lonjakan kapitalisasi pasarnya menjadi bukti nyata bahwa aset digital ini semakin diakui sebagai instrumen investasi strategis. Meski diwarnai potensi volatilitas, tren pertumbuhan yang didukung oleh inovasi teknologi, kebijakan moneter, dan regulasi positif menjadikan Bitcoin sebagai salah satu pilihan utama bagi para investor global.

Dengan tetap memantau data pasar dan menggunakan strategi investasi yang cermat, peluang untuk memanfaatkan potensi besar Bitcoin masih terbuka lebar.