<p>Ilustrasi bitcoin / Pixabay</p>
Fintech

Bitcoin Turun 35,6 Persen dalam Sebulan, Indodax: Masih Wajar

  • Oscar pun menyampaikan bahwa siklus empat tahunan ini biasanya dimanfaatkan oleh para investor untuk mengumpulkan aset kripto karena saat Bitcoin turun, harga aset-aset lain akan mengikuti.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar Bitcoin sudah mengalami penurunan nilai hingga 35,6% dalam sebulan terakhir. Namun, CEO PT Indodax Nasional Indonesia Oscar Darmawan mengatakan bahwa pergerakan harga BTC masih dalam batas wajar.

Menurut pantauan Coin Market Cap, Senin, 4 Juli 2022 pukul 13.00 WIB, Bitcoin menempati posisi harga US$19.120 atau setara dengan Rp285,96 juta dalam asumsi kurs Rp14.956 perdolar Amerika Serikat (AS).

Oscar mengatakan, jika ditinjau dari analisis teknikal, pergerakan Bitcoin di kisaran US$19.000-US$20.000 (Rp284,16 juta-Rp299,12 juta) masih terbilang wajar. Pergerakan harga Bitcoin saat ini merupakan siklus empat tahunan yang pernah terjadi sebelumnya.

"Setelah Bitcoin mengalami all time high (level tertinggi sepanjang masa) di 2013, 2017, dan 2021, maka akan terjadi penurunan harga yang cukup signifikan di tahun berikutnya yang diikuti dengan penurunan kripto lainnya. Kita bisa lihat bagaimana penurunan terjadi pada tahun 2014, 2018, dan sekarang di tahun 2022," ujar Oscar melalui keterangan resmi, Senin, 4 Juli 2022.

Oscar pun menyampaikan bahwa siklus empat tahunan ini biasanya dimanfaatkan oleh para investor untuk mengumpulkan aset kripto karena saat Bitcoin turun, harga aset-aset lain akan mengikuti.

"Biasanya harga mayoritas kripto akan mengikuti Bitcoin sebagai aset kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar. Momen bearish saat ini justru adalah momen yang sering dimanfaatkan para trader jangka panjang untuk mengumpulkan portofolio kripto dengan membeli kripto yang mereka inginkan di harga yang murah," ungkap Oscar.

Dikatakan oleh Oscar, di Indodax tersedia lebih dari 200 jenis aset kripto, dan tidak semuanya mengalami penurunan sperti Bitcoin.

Ada beberapa aset lain yang melaju di tren positif ketika mayoritas aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) sedang turun.

Aset-aset kripto yang mengalami kenaikan saat pasar sedang diterpa tren bearish di antaranya yang termasuk ke dalam golongan token derivatif.

Token derivatif adalah kripto yang harganya bergerak berlawanan dengan aset-aset tertentu, misalnya token HEDGE dan BEAR yang harganya akan naik ketika Bitcoin turun. Lalu, ada juga ETHHEDGE dan BNBHEDGE yang harganya naik ketika Ethereum (ETH) dan Binance Coin (BNB) turun.

Token derivatif pada umumnya dimanfaatkan oleh para trader jangka pendek yang ingin mendapatkan keuntungan saat pasar sedang bearish.

Selanjutnya, Oscar juga mengingatkan bahwa dalam kondisi pasar seperti apapun, trader atau investor kripto perlu memahami analisis teknikal dan manajemen keuangan yang baik.

Dengan pemahaman teknikal yang baik, setidaknya trader dapat mengira-ngira pergerakan harga untuk beberapa waktu ke depan dan dapat memilih aset-aset yang potensial untuk dijadikan investasi. 

Namun, yang terpenting dari trading di dunia kripto sebenarnya bukan naik atau turunnya harga, melainkan manajemen keuangan yang dijalankan dengan tepat.