<p>PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. / Facebook @BankBJBOfficial</p>
Industri

BJB Gelar RUPSLB, Soal Bank Banten Belum Kelar Juga

  • BANDUNG – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk. atau BJB usai melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar kemarin, Selasa, 1 September 2020. Pelaksanaan RUPSLB tersebut dilaksanakan di Grand Ballroom The Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa Barat dan dihadiri oleh para pemegang saham. Melalui agenda tersebut, […]

Industri

Aprilia Ciptaning

BANDUNG – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk. atau BJB usai melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar kemarin, Selasa, 1 September 2020.

Pelaksanaan RUPSLB tersebut dilaksanakan di Grand Ballroom The Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa Barat dan dihadiri oleh para pemegang saham. Melalui agenda tersebut, BJB telah melaksanakan kewajiban sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007.

Divisi Corporate Secretary dalam siaran tertulis menyebutkan tiga poin utama yang dibahas dalam agenda tersebut, yakni perubahan anggaran dasar, pengangkatan direktur komersial dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta laporan perkembangan uji tuntas atau due diligence atas rencana penggabungan atau pengambilalihan usaha Bank Banten.

“Pembahasan perubahan anggaran dasar merupakan langkah perseroan dalam rangka menyelaraskan dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlaku,” tulis keterangan tersebut.

Selain itu, dalam RUPSLB tersebut perseroan mengangkat Nancy Adistyasari untuk mengisi jabatan sebagai Direktur Komersial dan UMKM. Sebelumnya, Nancy berkarir sebagai bankir di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan jabatan terakhir Senior Vice President Commercial Banking.

Adapun mengenai proses uji tuntas terkait penggabungan atau pengambalihan usaha Bank Banten, disampaikan bahwa saat ini prosesnya masih belum selesai.

“Proses uji tuntas belum selesai. Kami senantiasa memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan mengutamakan kepentingan seluruh stakeholders,” tulis manajemen BJB.

Diketahui, dalam rangka penyehatan Bank Banten, dana yang dibutuhkan setidaknya sebesar Rp2 triliun. Meskipun demikian, pemerintah provinsi Banten mengatakan hanya sanggup menyuntik modal sebesar Rp1,5 triliun. Artinya, ada kekurangan hingga Rp500 miliar untuk penyehatan Bank Banten.

Komitmen tersebut disampaikan oleh Pemprov Banten melalui Surat Gubernur Banten Wahidin Halim kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pemrov Banten Andra Soni tertanggal 16 Juni 2020 bernomor 580/1135-ADPEMDA/2020.

Pada semester I 2020, BJB Penyaluran kredit Bank BJB tumbuh 9,8% year-on-year (yoy) menjadi Rp85,8 triliun pada kuartal II-2020. Total penyaluran kredit BJB berada di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional data per April 2020 yaitu sebesar 5,82%.

Tingkat risiko dapat terkelola dengan baik yang mencerminkan terjaganya kualitas penyaluran kredit perusahaan dengan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) di angka 1,6% atau turun 14 poin yoy.

Catatan NPL ini jauh lebih rendah ketimbang catatan kredit macet rata-rata bank nasional hingga April 2020, yakni 2,89%. Bahkan, lebih baik dibandingkan dengan NPL triwulan sebelumnya sebesar 1,65%.

Tercatat total nilai aset Bank BJB juga tumbuh sebesar 3,8% yoy menjadi Rp125,3 triliun memasuki separuh periode 2020.

Catatan Positif

Pertumbuhan positif ini diikuti dengan upaya perseroan untuk mendukung langkah pemerintah dalam agenda percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Bank BJB juga meraup laba bersih pada kuartal II-2020 sebesar Rp808 miliar di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan catatan positif perseroan itu berhasil diperoleh berkat respons cepat perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan situasi bisnis.

“Keberhasilan mempertahankan tren pertumbuhan di tengah situasi serba menantang seperti saat ini juga ikut didorong solidnya kondisi internal perusahaan. Setiap bagian dalam perusahaan saling berbagi peran dalam mendorong semua lini usaha Bank BJB agar tetap dapat menorehkan pertumbuhan berkualitas,” kata Yuddy dalam Analyst Meeting Triwulan II-2020 di Bandung, dilansir Antara, Selasa, 28 Juli 2020.

Seperti diketahui, Bank BJB baru saja mendapat kepercayaan untuk menjadi salah satu bank penerima simpanan dana pemerintah. Emiten bersandi saham BJBR tersebut akan menggunakan dana tersebut untuk disalurkan kepada sektor-sektor produktif baik ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ataupun komersial.

Dukungan Bank BJB tersebut diharapkan dapat mendorong menghidupkan urat nadi ekonomi masyarakat yang sempat melemah karena pandemi COVID-19.

Langkah ini melengkapi rentetan dukungan Bank BJB lainnya dalam mengatasi dampak ekonomi COVID-19. Bank BJB tercatat sebagai salah satu bank yang paling awal dalam penerapan kebijakan restrukturisasi kredit kepada nasabah yang terdampak kesulitan akibat COVID-19.

Perseroan juga tetap menyelenggarakan kegiatan pembinaan pelaku usaha, khususnya pelaku UMKM via Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Pesat) dan program lainnya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.