BKF Ragu Dana Penangan COVID-19 Cukup Rp405 Triliun
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengaku tambahan belanja dan pembiayaan di APBN 2020 sebesar Rp405,1 triliun tidak cukup untuk menangani dampak pandemi COVID-19.
Industri
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengaku tambahan belanja dan pembiayaan di APBN 2020 sebesar Rp405,1 triliun tidak cukup untuk menangani dampak pandemi COVID-19.
“Paket stimulus apakah cukup? Kita enggak tahu, bahkan kita duga, tidak akan cukup,” ungkap Febrio dalam diskusi Indonesia Macroeconomic Update 2020 di Jakarta, Senin, 20 April 2020.
Febrio memaparkan, tambahan anggaran tersebut diperuntukkan bagi program pemulihan ekonomi sebanyak Rp150 triliun, bidang kesehatan sebesar Rp75 triliun, jaring perlindungan sosial sebesar Rp110 triliun, insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat (KUR) sebanyak Rp75,1 triliun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sementara itu, dalam tambahan pembiayaan APBN ini, Febrio mengaku, pihaknya masih mempertimbangkan dana Rp150 triliun untuk pemberian stimulus bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kendati tidak dapat memaparkan lebih banyak, dia menyebut, dana sebesar Rp150 triliun bakal dimanfaatkan secara efektif untuk meringankan beban para UMKM.
“Karena untuk yang KUR dan UMI, lalu PKH, BLT sebagainya sudah menyasar 20% paling bawah. Kita mau lihat bagaimana caranya yang 20% mendapatkan spon, khususnya karena ini menyangkut sektor informal maupun yang cukup formal, tapi levelnya masih UMKM,” kata dia.
Dalam beberapa hari ke depan, kata dia, pihaknya bakal merilis formulasi terkait dengan tambahan dana Rp150 triliun tersebut. (SKO)