Blibli Jawab Pertanyaan Bursa Soal Penurunan Kas Signifikan Rp1,6 Triliun
- Emiten perniagaan elektronik Blibli (BELI) menjelaskan alasan penurunan kas Rp1,6 triliun kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Korporasi
JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengajukan beberapa pertanyaan terkait penurunan arus kas signifikan kepada emiten perniagaan elektronik Grup Djarum, yaitu PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau yang lebih dikenal sebagai Blibli.
Asal tahu saja, bursa mencatat Blibli yang terdaftar di pasar modal dengan kode saham BELI mengalami penurunan arus kas yang cukup signifikan per 30 September 2023 dibandingkan per 31 Desember 2022 sebesar Rp1,6 triliun.
Menyikapi itu, Direktur BELI Eric Winata menjelaskan, perubahan pada posisi kas dan setara kas terutama disebabkan oleh penggunaannya untuk kebutuhan operasional guna mendukung pertumbuhan bisnis Blibli selama periode tersebut.
- Ingin Cetak Rekor, Korea Bidik US$700 M untuk Target Ekspor 2024
- Sejumlah Kereta Dialihkan Imbas Tabrakan KA Turangga, KAI Daop 5 Purwokerto Memohon Maaf
- Indonesia Targetkan Ekspor ke China Naik jadi Rp1.085 Triliun pada 2024
“Dari waktu ke waktu, BELI senantiasa melihat berbagai peluang untuk menjaga kecukupan maupun meningkatkan modal kerja," tulis Eric dalam keterbukaan informasi BEI pada Jumat, 5 Januari 2024.
Salah satu strategi untuk meningkatkan modal kerja dan menjaga kelangsungan modal tersebut, lanjut Eric, BELI memanfaatkan fasilitas pembiayaan kredit modal kerja dari lembaga perbankan atau bentuk permodalan lainnya.
Selain pertanyaan mengenai arus kas, BEI juga menanyakan kepada emiten perniagaan elektronik Grup Djarum itu tentang target untuk mencapai keuntungan berdasarkan kondisi terkini.
Eric meyakini bahwa BELI memiliki kemampuan untuk mencapai target keuntungan berdasarkan kondisi terkini dengan menerapkan berbagai strategi yang telah disiapkan dan dijalankan oleh perseroan.
“Hal ini tercermin dari peningkatan indikator profitabilitas BELI, termasuk rugi periode berjalan dari Rp3,7 triliun pada 9 bulan 2022 menjadi Rp2,6 triliun pada 9 bulan 2023," paparnya.
Dia melanjutkan BELI akan terus melaksanakan strategi dan melakukan upaya untuk merasionalkan komposisi produk, terutama di segmen Ritel 1P, sambil mempertahankan fokus pada berbagai kategori produk tertentu yang lebih menguntungkan.
BELI yakin tindakan tersebut akan menghasilkan perolehan laba bruto yang lebih baik dan marjin bruto yang lebih sehat. Selain itu, tambah Eric, pihaknya terus meluncurkan sinergi dan inovasi ekosistem lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan yang lebih organik dan menguntungkan.
"BELI juga secara konsisten mengimplementasikan berbagai upaya efisiensi biaya secara tepat tanpa mengorbankan potensi pertumbuhan bisnis," tuturnya. Seluruh upaya tersebut akan memberikan dampak positif pada kinerja keuangan dan pencapaian target-target keuangan perseroan.